Garuda Pangkas Biaya Operasional 10%

NERACA

Jakarta- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tengah menghemat biaya operasional yang ditargetkan mencapai lima hingga 10% atau sekitar US$ 200 juta sebagai strategi efisiensi untuk menutupi utang sebanyak Rp2 triliun pada kuartal III 2014,”Kami semakin 'secure' untuk menghadapi persaingan-persaingan ke depan, kami akan menurunkan biaya operasi lima hingga 10% sebagai strategi efisiensi menurunkan biaya operasi," kata Direktur Utama Garuda M Arif Wibowo di Jakarta, Senin (2/2).

Namun, Arif mengatakan, pengetatan biaya operasional tersebut tidak akan menurunkan pelayanan Garuda Indonesia sebagai maskapai bintang lima. Selan itu, perseroan juga akan mendatangkan 15 pesawat pada 2015, di antaranya tiga pesawat Boeing 777-300, dua Airbus A330-200 dan sisanya pesawat ATR.
Sementara itu, pesawat yang dimiliki Garuda saat ini, di antaranya 11 Airbus 330-200, 11 Airbus 320-200, satu Boeing 737-300, dua Boeing 747-400, empat Boeing 737-500, 75 Boeing 737-800 NG, enam Boeing 777-300, 15 Bombardier CRJ 1000 dan delapan ATR 72-600.

Maka dengan adanya penambahan pesawat, lanjut Arif, frekuensi penerbangan juga akan ditambah dari 600 frekuensi penerbangan menjadi 650 frekuensi penerbangan,”Kita juga akan memperkuat akses di daerah-daerah untuk rute-rute pengumpan dengan pakai propeler dan Garuda Explor,”ujarnya.

Arif menyebutkan, tahun ini akan mengoperasikan 17 rute dari 44 rute dengan pesawat ATR. Untuk rute-rute luar negeri, lanjut dia, pihaknya menyasar Tiongkok karena pertumbuhan penumpang cukup tinggi dengan memindahkan frekuensi dari Jepang ke Tiongkok serta membuka rute Bali-Beijing.

Namun, dia menampik bahwa pihaknya mengambil rute maskapai lain karena menurut dia sudah sesuai dengan peraturan,”Kita pakai aturan main, enggak ada istilah mencaplok. Kita menghubungkan daerah juga untuk mempercepat pertumbuhan," katanya.

Pasalnya, Direktur Utama PT Kalstar Aviation Andi Masyhur mengatakan pihaknya menilai rute virgin yang awalnya berlaku hingga tiga tahun, namun sekarang dihapus atau hanya satu tahun menyebabkan maskapai tidak bergairah,”Rute virgin diatur agar maskapai terpancing untuk membuat rute-rute baru, namun saya enggak tahu kalau ada maskapai yang menunggang dan tidak mau merintis,”jelasnya.

Kata Arif, pihaknya masih mengkaji terkait surat edaran Kementerian Perhubungan yang melarang maskapai penerbangan membuka loket penjualan tiket di Bandara Soekarno-Hatta,”Saya belum bisa berkomentar, kendati demikian apa yang menjadi keputusan Menteri Perhubungan, kita akan pertimbangkan,"tandasnya.

Dirinya menilai, adanya peraturan tersebut memang baik dalam menghindarkan calo tiket pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Namun, setiap kebijakan perlu disesuaikan praktik umum antara negara lain dan Indonesia. Menurutnya, penjualan tiket melalui loket di bandara memang terlihat cukup menopang terhadap kinerja seluruh maskapai. Dia memperkirakan, sumbangsih tersebut sekitar 10% sampai 15%. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…