Mahasiswa Malaysia Raih US$12 Ribu - CIMB ASEAN Stock Challenge V

NERACA

Bangkok - Tiga mahasiswa, yang menyebut diri mereka "StocksElite", dari HELP University Malaysia berhasil meyakinkan dewan juri pada gelaran final kompetisi saham virtual CIMB ASEAN Stock Challenge bahwa strategi perdagangan merekalah yang terbaik. Ketiganya membawa pulang hadiah utama US$12.000 setelah mengalahkan sesama mahasiswa dari empat negara lain anggota ASEAN pada ajang yang berlangsung di The Stock Exchange of Thailand (SET), Senin (19/1).

Kamboja, meski baru pertama kali berpartisipasi dalam kompetisi, tampil mengejutkan dengan meraih gelar juara kedua kompetisi. Andalan mereka, tim Dark Rangers dari Zaman University, Kamboja, menerima hadiah tunai US$8.000. Posisi ketiga diduduki FATA dari Nanyang Technological University, Singapura, yang memperoleh hadiah tunai US$5.000, sedangkan di urutan keempat dan kelima ada Aragaki Yui dari Prasetya Mulya Business School, Indonesia, dan Seng dari Thammasat University, Thailand, yang masing-masing menerima US$3.000 dan US$1.500. 

Gelar juara pertama CIMB ASEAN Stock Challenge sebelumnya dipegang Indonesia selama dua tahun berturut-turut, yakni 2013 dan 2014.

CIMB ASEAN Stock Challenge merupakan satu-satunya program simulasi perdagangan lintas-negara yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand dan Kamboja untuk belajar dan terjun langsung. Kompetisi tahun 2014 berlangsung dalam tiga babak. Pertama, setiap tim terdaftar diberi modal awal virtual sebesar US$80.000 untuk mereka gunakan dalam memperdagangkan efek yang tercatat di Bursa Malaysia, Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Singapura (SGX) dan Bursa Efek Thailand (SET) sejak 6 hingga 24 Oktober. Pada tahap berikut tiga tim dari masing-masing negara yang membukukan keuntungan paling besar dilihat dari Net Realised Percentage dipersilakan menyampaikan strategi yang mereka gunakan dalam melakukan transaksi jual-beli. Tim dengan strategi terbaik berhak mewakili negara mereka di babak Final. Lima tim juara dari kelima negara tampil di SET untuk mempresentasikan strategi masing-masing. Direktur Utama SET, Kesara Manchusree, hadir pada kesempatan tersebut sebagai tamu kehormatan.

Juri mengevaluasi strategi yang dipresentasikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tim tentang investasi dan bagaimana kemampuan mereka menganalisis dan membuat penilaian. Para pakar yang bertindak sebagai juri adalah Alan Inn, Managing Director of Regional Retail Broking, CIMB Investment Bank Bhd Malaysia; Harry Supoyo, Presiden Direktur CIMB Securities Indonesia; Song Seng Wun, Direktur CIMB Research Singapore; Siripong Sutharoj, Deputy CEO, CIMB Securities Thailand; dan Chakkaphan Tirasirichai, Vice President, Marketing Support Department, The Stock Exchange of Thailand.

CIMB Group Chief People Officer dan Head of Group Corporate Resources, Hamidah Naziadin, dalam sambutannya saat penyerahan hadiah mengatakan, "Tidak mudah menjadi juara di tingkat nasional apalagi regional. Strategi jual-beli yang disusun harus kuat mengingat tujuan penyelenggaraan ajang ini adalah mencari mahasiswa dengan kemampuan terbaik dalam hal investasi. Kami ingin memperbanyak jumlah individu yang mampu mencetak laba bukan dengan mengandalkan hoki atau spekulasi tapi dengan melakukan riset, menyusun strategi pengambilan risiko, membuat keputusan dengan seksama dan penuh pertimbangan, dan mengeksekusi rencana tepat waktu. Kompetisi diikuti 1.395 tim, jadi memang tidak mudah meraih gelar juara."

"CIMB ASEAN Stock Challenge adalah langkah inovatif untuk mendidik dan menghasilkan lebih banyak tenaga ahli di pasar modal ASEAN. Setiap negara dituntut serius meningkatkan kemampuan wirausaha dan teknis di bidang pasar modal. Semua peserta CIMB ASEAN Stock Challenge, menurut saya, adalah juara karena mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar. Dengan posisi Ketua ASEAN dipegang Malaysia pada tahun 2015 dan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau AEC akan segera terwujud, saya yakin ASEAN Stock Challenge selaras dengan tujuan pembentukan AEC yang intinya menciptakan pasar bersama demi peningkatan daya saing," pungkas Hamidah. [rin]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…