PT. EMI (Persero) Siap Produksi Masal Lampu LED

NERACA

Jakarta - PT. Energi Management Indonesia (EMI) menyatakan siap memproduksi masal lampu Light Emitting Diode (LED). Langkah itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam menghemat energi yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 70 tahun 2009. Direktur Utama PT EMI (Persero) Aris Yunanto mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa memproduksi lampu hemat energi tersebut. “Tahun ini kita akan memproduksi lampu LED dan tahun depan kita juga mulai memproduksi lampu smart LED,” ungkap Aris saat ditemui di kantornya, kemarin.

Ia menargetkan pada tahun depan bisa memproduksi lampu sebanyak 30.000 sampai 50.000 unit per harinya. “Untuk investasi diperkirakan mencapai Rp50 miliar. Lampu LED ini dibandrol juga cukup murah yaitu sebesar Rp12 ribu sampai Rp15 ribu per unitnya. Dengan kapasitas lampu LED sebesar 7 watt akan tetapi itu setara dengan 60 watt lampu pijar,” ucapnya.

Aris yang baru menduduki kursi Dirut PT EMI (Persero) ini mengaku saat ini harga lampu LED tergolong mahal yaitu dikisaran Rp40 ribuan. Namun lampu produksi PT EMI ini jauh terbilang murah karena kandungan komponen dalam negerinya mencapai 80%. “Kenapa bisa murah karena kami lebih banyak mengandalkan komponen dari dalam negeri. Sementara produksi lampu lainnya kebanyakan dibuat di luar negeri sehingga jauh lebih mahal,” jelasnya.

Menurut dia, lampu LED adalah lampu yang hemat energi. Salah satu contohnya adalah lampu smart LED yang mampu menyesuaikan dengan keadaan ruangan. “Jika memang kondisi ruangan tersebut cukup gelap maka cahaya yang dikeluarkan cukup terang akan tetapi jika kondisi ruangan tidak terlalu gelap maka lampu akan secara otomatis mengurangi cahayanya. Begitu juga ketika ada orang di dalam ruangan tersebut, cahayanya akan menyesuaikan,” katanya.

PT. EMI (Persero) merupakan nama baru dari PT Koneba (Persero). Perusahaan milik pemerintah yang bergerak untuk mengkonservasi energi ini telah berkontribusi agar pemerintah bisa lebih hemat energi. “Kita diundang untuk mempresentasikan soal hemat energi di Istana. Artinya Istana kepresidenan akan menjadi contoh utama untuk efisiensi energi,” tutur Aris Yunanto.

Beberapa proyek, kata Aris, telah direncanakan agar pemerintah bisa lebih hemat terhadap pemakaian energi. Diantaranya yaitu sistem monitoring energi bangunan pemerintah, penerangan jalan umum pemerintah daerah, jaringan listrik dan penerangan untuk proyek infrastruktur dermaga pelabuhan merak dan beberapa penerangan di jalan tol.

Pasar Besar

Indonesia dinilai sebagai pangsa pasar terbesar untuk penjualan lampu pijar hemat energi jenis Light Emitting Diode (LED) di Asia Pasifik. Selain karena jumlah penduduknya yang sangat besar, hal itu juga dipengaruhi tumbuhnya kelas menengah baru dan kesadaran masyarakat untuk ikut menghemat energi yang sekarang ini semakin terbatas jumlahnya.

“Sampai sekarang, Indonesia pasar yang bagus dan penting. Penduduknya yang lebih dari 240 juta jiwa menjadi potensi pasar. Ini yang harus terus dipertahankan dan dikembangkan di masa mendatang karena terus bertumbuh," ujar Chief Executive Officer Philips Lighting, Eric Rondolat. Ia menyatakan, target pemakaian lampu pijar LED di Indonesia diharapkan mencapai 20% dari total produk LED meskipun sekarang baru lebih dari 10%.

Sayangnya berkembangnya pasar lampu LED di Indonesia masih didominasi oleh impor. Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo menuturkan, lampu LED impor masih mendominasi pasar domestik. John memproyeksikan, dari 40 juta bohlam lampu LED yang dibutuhkan tahun ini, produsen dalam negeri cuma mampu merebut pangsa sebesar 10%, atau setara dengan 4 juta bohlam. “Sisanya merupakan produk impor, terutama produk dari China,” kata John.

Jika pasar lampu LED sudah sesak dengan produk impor, John khawatir, industri lampu dalam negeri kehilangan pasar. Memang, saat ini industri lampu dalam negeri masih memproduksi lebih banyak LHE daripada lampu LED. Dari sisi pangsa pasar, ceruk pasar lampu LED masih terbilang kecil, atau di bawah 10% dari kebutuhan lampu nasional sebanyak 490 juta bohlam. Pasar lampu terbesar masih ditempati LHE, dengan 350 juta bohlam. Setelah itu, lampu neon panjang sebanyak 75 juta bohlam, dan 25 juta bohlam untuk lampu pijar.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…