Pefindo Bidik Mandat Obligasi Rp 55 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantongi mandat pemeringkatan obligasi sebesar Rp2,75 triliun per 21 Januari 2015, “Kita akan menangani peringkat emisi obligasi tiga sektor. Ketiga setor tersebut adalah perbankan atau perusahaan pembiayaan sebesar Rp2 triliun, dan konstruksi serta properti dengan total senilai Rp750 miliar,”kata Direktur Pefindo, Vonny Widjaja di Jakarta, kemarin.

Menurutnya,  kondisi pasar obligasi korporasi tahun ini akan sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu. Untuk tahun ini, Pefindo menargetkan nilai emisi yang sama yakni Rp55 triliun. "Kami meyakini kondisi tahun ini akan sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2014," tegasnya.

Sebelumnya, Pefindo memangkas proyeksi target mandatnya di tahun 2014 menjadi senilai Rp55 triliun dan termasuk MTN setelah sebelumnya mengincar emisi senilai Rp70 triliun. Salah satu sebab direvisinya target tersebut karena mengingat adanya sedikit masalah pada pemilu di Tanah Air.

Tercatat, mandat yang diterima Pefindo untuk memberi peringkat surat utang dari 36 korporasi sepanjang tahun lalu, dengan nilai utang Rp 35 triliun. Ronald T Andi Kasim, Presiden Direktur Pefindo mengatakan, mandat tersebut lebih kecil dibanding dengan pencapaian tahun 2013. Ketika itu, Pefindo menerima mandat surat utang senilai Rp 47 triliun dari 55 korporasi.

Ronald bilang, ada beberapa faktor penyebab penurunan pemeringkatan surat utang. Misalnya kondisi politik yang kurang kondusif lantaran pemilu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berujung inflasi, tren kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan cenderung wait and see sebelum menerbitkan obligasi atau memilih alternatif pendanaan lain.

Dia mengaku, pendapatan Pefindo pun ikut terseret seiring dengan turunnya tren penerbitan surat utang baru. Memang, mayoritas pemasukan perusahaan masih berasal dari pemeringkatan surat utang. Memasuki tahun 2015, Ronald juga masih belum optimistis. Dia memprediksi, pemeringkatan surat utang masih salam seperti tahun lalu alias flat. Dia berharap, peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan perusahaan yang memiliki utang luar negeri untuk diperingkat, bisa mendongkrak bisnis ini.

Sebagai informasi, pada kuartal ketiga tahun ini, anak perusahaan Pefindo yang bergerak di bidang biro kredit swasta yaitu Biro Kredit Pefindo, siap beroperasi pada kuartal III-2015 mendatang. Ronald pernah bilang, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan diri untuk mengajukan izin operasional Biro Kredit Pefindo yang rencananya akan diajukan pada kuartal I-2015. 

Izin operasional itu akan diajukan Pefindo, setelah pihaknya merampungkan seluruh persiapan sistem dan juga persiapan sumber daya manusia (SDM) berupa recruitment atau penerimaan pegawai. Ronald menjelaskan, sistem yang akan diadopsi atau diterapkan Biro Kredit Pefindo dalam mengolah informasi perkreditan adalah dari Creditinfo yang berasal dari Islandia. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…