Bergantung Investor Asing Harus Dihilangkan

NERACA

Semarang – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai pasar saham harus diperkuat oleh investor lokal sehingga tidak perlu bergantung pada keberadaan investor asing,”Penguatan investor lokal ini menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Semarang, Stephanus Cahyanto Kristiadi di Semarang, Senin (26/1).

Menurutnya, dari seluruh investor yang bertransaksi di pasar saham Indonesia 61 persennya masih dikuasai oleh investor asing, sedangkan sisanya investor lokal. Oleh karena itu, dengan masih kuatnya keberadaan investor asing maka isu regional sangat berpengaruh terhadap fluktuasi pasar saham Indonesia. Ini terlihat dari naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Mengenai penguatan investor lokal tersebut, saat ini pihaknya terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat dari seluruh daerah di Jawa Tengah. Menurutnya, daerah-daerah obyek edukasi bukan hanya kota besar tetapi juga kabupaten di antaranya Blora dan Cepu,”Sejauh ini antusiasme masyarakat yang mengikuti edukasi kami sangat tinggi, mereka memiliki ketertarikan terhadap dunia saham karena bagi sebagian orang hal ini adalah sesuatu yang baru," katanya.

Dia menjelaskan, investasi sendiri merupakan tren yang saat ini sedang disukai oleh masyarakat tidak hanya dari kalangan menengah atas tetapi juga menengah ke bawah. Apalagi, beberapa waktu lalu marak terjadi kasus investasi bodong,”Mereka tidak ingin menjadi korban sehingga mereka lebih memilih untuk memahami terlebih dahulu sebelum melakukan investasi secara pasti,”ungkapnya.

Cahyanto menambahkan, edukasi tersebut menjadi salah satu fokus BEI dalam memasyarakatkan saham. Kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2011, hingga saat ini BEI sendiri bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi salah satunya Universitas Diponegoro dalam rangka memberikan edukasi saham kepada para generasi muda melalui mahasiswa.

Pada priode triwulan IV/2014, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, kepemilikan saham masih didominasi investor asing dengan total kepemilikan sebesar 65%, turun 1% dari periode sebelumnya. Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Margaret Tang pernah bilang, meski asing masih mendominasi kepemilikan saham di pasar modal. Namun nilai kepemilikan tersebut hanya meningkat tipis dari Rp1.842,79 triliun menjadi Rp1.864,97 triliun.

Peningkatan juga dicatatkan pada nilai kepemilikan saham oleh investor lokal sebesar Rp12,67 triliun, dari Rp1.014,08 triliun pada triwulan III/2014 menjadi Rp1.026,75 triliun pada triwulan IV, dengan total kepemilikan saham mencapai 36%. Lebih dari setengah pemegang efek dari investor lokal berasal dari tipe pemegang efek corporate sebesar 54%, disusul dengan individu sebesar 16,5%.

Berbanding terbalik dengan komposisi kepemilikan saham, investor lokal porsi kepemilkan obligasi korporasi dan sukuk lebih besar. Secara persentase komposisi kepemilikan saham oleh investor lokal sama dengan periode sebelumnya yakni 91%. Dari sisi nilai, jumlahnya meningkat tipis Rp0,57 triliun. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…