Penyusunan RPJMN Dinilai Rumit

NERACA

Jakarta - Center of Reform on Economics (Core) mengatakan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 masih memiliki kelemahan karena terlalu rumit dan tidak kohesif.

"Saat ini RPJMN seolah-olah hanya milik Bappenas saja, begitu diaplikasikan ke instansi teknis menjadi susah untuk diikuti, susah pelaksanaannya," kata Peneliti Senior Core, Mohammad Faisal di Jakarta, Rabu (21/1).

Menurut dia, RPJMN seharusnya dibuat ringkas sehingga mudah untuk menjadi referensi bagi para pihak yang terkait seperti pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat.

Untuk level pemda, RPJMN akan berisiko sulit diinterpretasikan karena keterbatasan kapasitas SDM di daerah daripada di pusat, ujar Faisal.

Kemudian untuk pelaku usaha pun demikian, karena untuk kalangan bisnis cenderung memerlukan sebuah panduan yang lebih ringkas, katanya.

"RPJMN paling tidak dibagi ke dalam tiga buku. Pertama rangkuman prioritas nasional secara umum, kedua penjabaran sektoral, dan ketiga penjabaran menurut regional," ujarnya terkait dokumen 4.012 halaman itu.

Selain itu, tidak kohesifnya RPJMN juga terlihat dari berbedanya penjabaran atau solusi program pada buku-buku tersebut.

Dia mencontohkan, pada buku I disebutkan prioritas kedaulatan pangan dan maritim, namun kedua bidang tersebut tidak dijelaskan secara mendalam pada buku selanjutnya.

"Baik dari segi permasalahan yang terjadi, sasaran kebijakan, dan strateginya tidak nyambung," katanya menegaskan.

Faisal optimis bahwa pemerintah mampu mewujudkan target RPJMN, asalkan memiliki langkah yang tepat dan efisien untuk dilaksanakan.

"Jika melihat RPJMN periode sebelumnya banyak target yang meleset, padahal target pada RPJMN sekarang lebih tinggi. Pemerintah harus mencari terobosan baru agar bisa tercapai," katanya. [ardi]

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…