Membangun Sistem "Cadangan"

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Industri dan Perdagangan

Semua bangsa di dunia pasti kenal dengan kata "cadangan", tentu dalam khasanah bahasa masing-masing. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata cadangan berarti persediaan; serep; penyisihan dana yang berasal dari kelebihan atau dari laba yang tidak dibagi-bagikan. Cukup jelas maknanya, dan hampir pasti, tidak ada di antara kita yang keberatan jika dalam kehidupan apapun dalam konteks rumah tangga biasa atau rumah tangga negara, kita  memerlukan cadangan.

Dalam skala negara, kita memerlukan cadangan devisa, cadangan pangan, cadangan energi, cadangan fiskal dan lain-lain sesuai dengan kebutuhannya. Semua bentuk dan jenis cadangan secara umum dibuat tidak untuk digunakan di setiap saat, tetapi hanya akan dimanfaatkan di saat tertentu jika memang diperlukan, utamanya untuk menjaga stabilitas ekonomi, moneter, keuangan, harga dan pasokan.

Bayangkan jika suatu negara tidak mempunyai cadangan devisa, cadangan fiskal, cadangan pangan dan energi dalam jumlah yang cukup? Apa jadinya, ketika terjadi inflasi akibat semua kebutuhan melonjak, dimana permintaan jauh lebih besar dari penawaran atau terjadi krisis pangan atau energi, pemerintah/negara akan mengambil tindakan dengan cara apa?

Jika tidak mempunyai cadangan. Mau berhutang? Mana mungkin dalam tempo sekejap kita akan mendapatkan pinjaman untuk sekedar melakukan mitigasi untuk menormalisasi keadaan. Contoh kongkrit yang sering terjadi di negeri ini adalah ketika barang kebutuhan pokok di pasar langka dan harganya naik, pemerintah menjadi limbung karena tidak memiliki instrumen untuk menormalkan pasokan.

Kementerian Perdagangan sering akhirnya mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan operasi pasar sebagai salah satu instrumen yang akan digunakan. Bagaimana mungkin pemerintah bisa melakukan operasi pasar, sementara itu, pemerintah tidak memiliki cadangan bahan pokok sama sekali,misalnya cadangan, cabe, garam, bawang merah dan sebagainya.

Dengan gambaran situasi seperti itu, akhirnya pemerintah menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat, apa gunanya ada pemerintah kalau terjadi kelangkaan bahan pokok tidak dapat segera melakukan tindakan mitigasi untuk menstabikan harga dan pasokan. Dimanapun setiap terjadi kegagalan pasar,pemerintah dapat melakukan intervensi langsung untuk penyelamatan ekonomi.

Bank Indonesia mempunyai instrumen moneter untuk menstabilkan nilai tukar dengan cara melepas sebagian cadangan devisa yang dikuasainya di pasar uang. Sayangnya ketika kegagalan pasar itu terjadi di pasar barang, seperti sudah dijelaskan, pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena pemerintah tidak mempunyai cadangan bahan pokok yang bisa dilepas sewaktu-waktu untuk melakukan intervensi pasar.

Operasi pasar  dapat segera dilakukan bila pemerintah mempunyai cadangan bahan pokok. Bisa dilakukan oleh Bulog, dapat pula dilakukan oleh pemda provinsi maupun kabupaten/kota. Karena itu pembangunan sistem logistik nasional maupun daerah perlu segera diwujudkan yang misi utamanya adalah untuk membangun sistem stok/cadangan pangan maupun energi, dan sekaligus sistem distribusinya.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…