Penentu Bangkitnya Pertumbuhan Ekonomi - Optimalisasi SDM Usia Produktif

Optimisme pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu didukung pemanfaatan potensi usia produktif.

NERACA

Indonesia belum mampu menciptakan pertumbuhan yang berkeadilan dan merata. Terbukti dari tingginya ketimpangan sosial (Koefisien Gini) yang mencapai 0,41, atau paling tinggi di Asia Timur. Selain itu, Indonesia juga belum mampu menurunkan angka kemiskinan secara masif. Dan persoalan keseimbangan pusat pertumbuhan ekonomi masih dominan 60% di Jawa dan 40% di Sumatera dan wilayah lain, serta masalah angkatan kerja yang kebanyakan tamatan SD yang belum berdaya saing dibandingkan negara ASEAN lainnya.

Indonesia sebagai negara yang hampir sepertiga penduduknya berusia di bawah 15 tahun, sudah seharusnya melakukan investasi yang lebih dan memberdayakan sumber daya generasi muda guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial masa depan.

Ya, generasi muda memegang peranan penting dalam kemajuan perekonomian sebuah negara. Data yang dilansir baru-baru ini oleh Badan Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa 1,8 miliar pemuda berpotensi menjadi generasi pembentuk dan pemimpin masa depan yang memberikan perubahan terhadap dunia.

Pakar kependudukan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tajuddin Noor Effendi mengatakan kondisi yang akan dihadapi oleh Indonesia dalam 10 atau 20 tahun ke depan adalah apa yang sering disebut sebagai bonus demografi, dimana Indonesia akan memiliki remaja usia produktif yang jumlahnya akan terus meningkat hingga 2035, yang diperkirakan mampu mencapai 305,6 juta jiwa.

Hal ini berarti, Indonesia akan memiliki jumlah usia produktif atau usia angkatan kerja yang sangat besar. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat signifikan ini akan membawa Indonesia pada kondisi menguntungkan. Selanjutnya, setelah 2035 Indonesia akan memasuki masa penuaan, di mana jumlah penduduk usia lanjut di atas 60 tahun mencapai 25% dari jumlah penduduk.

"Pengoptimalan potensi sumber daya manusia (SDM) usia produktif dapat menjadi penentu bangkitnya pertumbuhan ekonomi, seperti yang dilakukan di negara maju. Sehingga sangat disayangkan apabila peran mereka (usia produktif) dalam pembangunan perekonomian tidak dioptimalkan," kata guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM ini.

Berbagai kebijakan pemerintahan baru saat ini, kata dia, perlu memulai berupaya serius berpihak pada optimalisasi usia produktif. Jangan sampai keberadaan SDM potensial tersebut hanya diberikan peluang untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri. Sebab hal itu sama dengan generasi muda Indonesia dimanfaatkan oleh negara-negara lain.

"Jangan sampai kita hanya dimanfaatkan negara maju melalui pengiriman tenaga-tenaga kerja kita ke luar," kata dia.

Tentu saja dalam mengelola Bonus Demografi ini tidak bisa dilakukan sendiri. Butuh kerjasama yang baik antara Pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Bahkan pihak swasta pun dapat ikut ambil bagian agar lebih terarah.

Sejatinya Bonus Demografi ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin baik oleh Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah. Semuanya dapat direalisasikan dengan menyiapkan kebijakan-kebijakan seperti memperkuat investasi di berbagai bidang.

Salah satu bentuk investasi yang dapat dilakukan adalah  membekali generasi muda dengan pendidikan berkualitas tinggi yang relevan. Sumber daya manusia yang berpendidikan serta memiliki keahlian yang memadai merupakan hal krusial untuk ekonomi berbasis inovasi. Ditambah lagi, dalam waktu dekat Indonesia akan memasuki zona persaingan bebas, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Dengan pasar yang terdiri dari lebih dari 600 juta konsumen dengan produk domestik bruto gabungan senilai US$ 3 triliun, Masyarakat Ekonomi ASEAN dinilai sebagai salah satu pasar yang kompetitif. Dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, tenaga kerja di Indonesia akan menghadapi bursa tenaga kerja yang lebih liberal. Pasar tenaga kerja dalam negeri akan dibanjiri oleh pekerja asing sehingga mempertajam kompetisi. Agar tidak kalah saing, pekerja Indonesia perlu menyesuaikan diri serta meningkatkan ketrampilan.

“Selain berupaya penuh dalam pemanfaatan SDM usia produktif, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) juga perlu dioptimalkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan,” ujar dia

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…