Kami menyayangkan mengapa pihak produsen rokok A Mild (PT HM Sampoerna Tbk) memilih visualisasi iklan dengan gambar seorang laki-laki dan perempuan sedang berpelukan, dan tagline bertajuk “Mula Mula Malu Malu Lama lama Mau”. Karena iklan itu tidak mencerminkan budaya ketimuran. Apalagi iklan tersebut ditempatkan di tempat umum, yang bisa dilihat oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Kami khawatir tampilan iklan yang mengumbar perilaku pergaulan bebas bisa memberikan dampak yang buruk terhadap perkembangan psikologi anak. Mereka akan menyerap iklan tersebut menjadi sebuah hal yang lazim, dan bahwa berpacaran dan berpelukan di depan umum dapat diterima sebagai suatu hal yang patut.
Iyet Kowi
Email: lenteraanak.indonesia@gmail.com
Sangat naif sekali jika pengelola jalan tol menilai semua pengemudi yang akan masuk gerbang tol sudah menyiapkan kartu tol dengan…
Membaca berita tentang kebijakan pengelola MRT yang akan mendidik penumpang MRT tidak membuang sampah di lingkungan stasiun pemberhentian, ini sebuah…
Kami sebagai pengguna jasa KRL CommuterLine memperhatikan dalam sebulan terakhir, ternyata jarak antar KRL (head away) rata-rata sekitar 12-15 menit,…
Sangat naif sekali jika pengelola jalan tol menilai semua pengemudi yang akan masuk gerbang tol sudah menyiapkan kartu tol dengan…
Membaca berita tentang kebijakan pengelola MRT yang akan mendidik penumpang MRT tidak membuang sampah di lingkungan stasiun pemberhentian, ini sebuah…
Kami sebagai pengguna jasa KRL CommuterLine memperhatikan dalam sebulan terakhir, ternyata jarak antar KRL (head away) rata-rata sekitar 12-15 menit,…