Pemotongan Setoran Dividen Disambut Positif

NERACA

Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyambut baik rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk mengurangi setoran dividen. Efek kebijakan ini bakal berdampak pada rencana ekspansi usaha perseroan yang kian agresif ke depan.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswinandi mengatakan, jika memang dapat kesempatan untuk mengurangi setoran dividen tentunya Bank Mandiri akan mendapat tambahan modal.

“Kalau memang dapat kesempatan dikurangi tentu akan menambah modal, karena kita antisipasi Basel III,” kata Riswinandi di Jakarta, pekan lalu.

Menurut dia, permodalan menjadi bagian yang sangat penting untuk menjaga pertumbuhan sesuai dengan ketentuan. Namun, saat ditanyakan berapa besar potensi peningkatan pertumbuhan, jika perseroan mendapat tambahan modal dari pengurangan setoran dividen, Riswinandi belum bisa memberikan angka pasti.

“Kita belum buat simulasi. Kalau dividen dikurangi maka kredit akan naik. Pertumbuhan kredit sendiri diperkirakan 13%-14%. Namun angka belum jadi semua,” jelasnya.

Pemerintah menyetujui pengurangan pembayaran dividen perusahaan Badan Usaha Milik Negara kepada negara. Langkah tersebut bertujuan agar perusahaan BUMN memiliki keleluasaan memperkuat dan mengembangkan BUMN.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan pengurangan dividen dilakukan kepada perusahaan BUMN dengan rasio yang berbeda-beda. Menurut dia, khusus perbankan saja seperti BRI, BNI dan Bank Mandiri, masing-masing memiliki rasio pengurangan dividen yang berbeda.

Berapa rasio masing-masing, Rini mengaku tidak hapal secara detail persentase pengurangan dividen tersebut. Menurut dia, pengurangan dividen di sektor perbankan BUMN bertujuan untuk meningkatkan permodalan perbankan, sehingga perbankan Indonesia dapat lebih berkompetisi. Jika dilihat saat ini permodalan perbankan Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan perbankan ASEAN.

BUMN perbankan, lanjut Rini, jika setoran dividen BUMN perbankan dipotong, maka bank tersebut akan memiliki tambahan modal untuk disalurkan sebagai kredit bagi perusahaan. Kredit ini juga bisa disalurkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

Dengan begitu, perbankan nasional dapat bersaing dengan perbankan swasta ataupun asing. Apalagi tahun ini Indonesia sudah masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Perbankan nasional harus bersaing dengan perbankan negara-negara ASEAN lainnya pada 2020 mendatang. [ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…