Zainuddin Amali, Politisi Partai Golkar - "Wakil Rakyat Jangan Hanya Mengejar Gaji dan Fasilitas Saja"

 

 

 

NERACA

Jadi politisi atau anggota DPR jangan hanya dilihat dari gaji besar dan failitas yang diterimanya. Tetapi mestinya juga ada tugas yang harus dijalani, kalau memang benar-benar menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat.

Seperti yang dilakukan Zainuddin Amali, sekjen Partai Golkar kubu Agung Laksono. Di tengah kisruh dan keruwetan partainya, dia tetap harus menjalankan tugas kunjungan kerja (kunker) sebagai wakil rakyat di daerah pemilihannya Jawa Timur XI yang meliputu 4 kabupaten, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep dan Sampang.

Dia harus memanfaatkan waktu reses ini menemui konstituen yang telah memilihnyamulai dari mulai petani, nelayan, pedagang dan sejumlah pondok pesantren seperti di Sampang dan Bangkalan.

Tidak hanya bertemu masyarakat, dia juga wajib bertemu dengan instansi pemerintah yang menjadi mitra Komisi III DPR, dimana dia ditempatkan oleh fraksinya. "Saya sudah berkunjung ke beberapa instansi yang jadi mitra Komisi III seperti Polda Jatim, Kejati, Pengadilan Tinggi, Kanwil Kumham dan Lapas Porong," kata Zainuddin Amali.

 
Saat berkunjung menemui konstituen, kata Zainuddin, mereka tidak tanya dirinya dari Golkar kubu mana. Masyarakat hanya tahu bahwa dia merupakan wakilnya di DPR yang bisa menampung aspirasinya dengan harapan bisa memberi solusi.

"Umumnya masyarakat mengeluhkan dampak dari harga BBM yang naik karena berdampak pada harga kebutuhan pokok lainnya," kata Zainuddin.

Masyarakat, lanjut Zainuddin, juga mengeluhkan pemberian bantuan pemerintah berupa Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang banyak salah sasaran. Banyak warga yang mestinya tidak mendapatkan karena tergolong mampu justru menerima kartu, sebaliknya banyak warga miskin yang tidak menerima sehingga tidak dapat bantuan itu.

Perjalanan Menuju DPR

Pada 1 Oktober 2014 lalu, Zainuddin telah dilantik sebagai anggota DPR RI untuk periode yang ketiga, mewakili daerah pemilihan Jawa Timur XI (yang meliputi Pamekasan dan Bangkalan). Di pulau Madura ini, Zainudin merupakan kader Golkar yang pertama kali meraih kursi DPR RI sejak zaman reformasi. Sebelumnya sejak reformasi, Golkar tak pernah meraih kursi DPR RI di pulau Madura ini.

Keberhasilan Zainudin 'menghadiahkan' kursi DPR RI bagi Golkar merupakan kebanggaan sendiri baginya. Sebab, ia bukanlah putra daerah Jawa Timur tetapi kehadirannya dapat membesarkan Golkar.

Pada dua pemilu sebelumnya, Zainuddin ditempatkan di daerah pemilihan yang berbeda. Pemilu 2004 di Dapil Gorontalo dan terpilih, sedangkan pada Pemilu 2009 ia ditempatkan di dapil Jawa Timur VI (Kediri, Blitar, dan Tulung Agung).

Pada pemilu 2014, ia memilih bertarung di Dapil Madura yang dikenal sebagai daerah 'paceklik' bagi Golkar. "Kalau saya bisa menang di daerah yang bagi Golkar sangat sulit untuk menang, saya merasa punya nilai lebih," papar Zainudin memberi alasan.

Untuk periode 2014-2019, Zainuddin akan memilih aktif di Komisi III yang membidangi hukum dan HAM. Ia mengaku 'jenuh' di Komisi VII (ESDM). Padahal di Komisi II, Zainuddin pernah menjadi pimpinan.

Laki-laki kelahiran Gorontalo 1962 ini mengaku ingin mendapat tantangan baru dengan bergabung ke Komisi Hukum dan HAM. Meskipun di komisi hukum dan HAM hanya menjadi anggota biasa, Zainuddin siap berkontribusi memberikan pemikirannya. "Saya ingin hukum di negeri ini menjadi panglima. Dan Komisi ini punya peran mewujudkan cita-cita itu," papar Zainudin agak berdiplomasi.

Ia tak menampik bahwa Komisi III merupakan komisi yang paling populer di DPR. Anggotanya sering tampil di televisi dan media lainnya. Tapi ia membantah hal itu sebagai faktor yang membuatnya bergabung. Menurutnya, kontribusi anggota DPR tidak ditentukan oleh kelantangan dalam berpendapat tetapi lebih pada upaya yang sungguh-sungguh dan selalu punya pemikiran positif.

Zainudin mengkritik kinerja Komisi III DPR yang selama ini lebih cenderung pada politik, misalnya bagaimana DPR memperkuat peran lembaga penegak hukum seperti KPK. Karena itu, Zainudin mengaku sangat mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang meminta dukungan KPK dan PPATK dalam menyeleksi calon menteri. Dengan melibatkan KPK dan PPATK itu, pejabat orang yang menduduki jabatan publik tidak punya masalah hukum di kemudian hari.


Sebagai anggota Fraksi Partai Golkar, Zainudin mengaku akan taat pada perintah fraksinya. Ia mendukung Golkar mengambil posisi sebagai penyeimbang sekaligus sebagai anggota KMP. Namun ia akan mendorong fraksinya benar-benar menjadi penyeimbang sehingga bersikap kritis dan objektif. Kalau kebijakan pemerintah itu bagus dan menguntungkan rakyat,

Golkar harus mendukungnya. Tetapi jika kebijakan yang dibuat pemerintah itu kurang menguntungkan rakyat dan hanya bersifat pencitraan, Golkar harus mengkritisinya. "Yang tidak boleh adalah membabibuta dengan menentang segala kebijakan pemerintah. Ini yang tidak benar," tegas Zainudin.

Menyinggung keberadaan KMP dan KIH, Zainudin tidak setuju jika ada sikap 'menang-menangan' oleh yang mayoritas di DPR. Sebab, lanjutnya, politik itu dinamis. Bisa saja hari ini KMP mayoritas di DPR, tetapi bukan tidak mungkin KIH di masa mendatang jadi mayoritas. Zainudin mengingatkan baik kelompok yang ada di dalam pemerintahan maupun yang di luar pemerintah punya tujuan yang sama yaitu untuk kesejahteraan rakyat.

Hobi Membaca

Membaca buku selain menambah wawasan juga membuat otak selalu aktif. Apa saja jenis bacaan pada dasarnya bermanfat bagi otak. Itu pula yang dipercayai politisi Partai Golkar Zainudin Amali. Diantara kesibukannya dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku agar otaknya selalu aktif bergerak.

Diantara buku bacaan yang dilalapnya, dia paling suka membaca buku-buku sejarah klasik dan biografi tokoh-tokoh dunia sekelas Mahatma Gandhi atau Nelson Mandela.

“Memang saya lebih suka membaca buku tentang sejarah klasik, ada keunikan ketika membaca buku sejarah-sejarah klasik seperti Kerajaan Majapahit. Tapi juga tokoh-tokoh dunia, tidak harus dari luar dari dalam negeri pun saya menyukainya seperti Tan Malaka, Diponegoro dan lainnya,” kata Zainuddin saat berbincang-bicang.


Diantara bacaannya itu dia memang sangat berkesan saat membaca biografi Mahatma Gandhi. Tokoh itu punya karakter hingga berkesan kuat dalam ingatannya. Tidak hanya sosoknya yang sederhana dan pantas menjadi teladan tetapi juga ajaran-ajarannya hingga kini menjadi panutan dunia. 

"Pemikiran dan hidupnya seperti sudah menjadi milik dunia dan semua dilandasi kebenaran, keadilan, dan cinta kasih yang tulus," ujarnya.

Selain sosk Gandhi, Zainudin juga mengagumi Nelson Mandela. Apa yang dilakukan tokoh ini tidak bedanya dengan Gandhi. "Hidupnya seperti bukan untuk dirinya tetapi didedikasikan untuk bangsa dan rakyatnya," kata Zainudin.

Zainudin merasa iri dengan apa yang bisa dilakukan oleh tokoh dunia itu yang berbuat tanpa pamrih. Orang bisa memikirkan orang lain tanpa peduli dengan diri sendiri. "Rasanya sangat sulit menemukan orang-orang seperti itu. Tapi mudah-mudahan kita bisa meneladani kehidupannya. Setidaknya dimulai dari diri kita sendiri," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…