Bangun Proyek Smelter - Antam Dapat Suntikan Modal Rp 7 Triliun

NERACA

Jakarta – Kebijakan pemerintah memangkas dividen BUMN tahun 2015, memberikan keluasaan bagi ekspansi bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sepanjang tahun lalu terbebani rugi selisih kurs. Hal inilah yang dirasakan bagi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan terlebih perseroan bakal mendapatkan penyertaan modal dari pemerintah sebesar Rp 7 triliun dari anggaran BUMN sebesar Rp 30 triliun.

Menteri Negara BUMN, Rini Soemarno mengatakan, pemerintah telah mengajukan anggaran untuk BUMN sebesar Rp 30 triliiun. Antam dapat jatah Rp 7 triliun,”Besaran suntikan modal Rp 30 triliun tersebut akan dibagi-bagi untuk beberapa BUMN yang lain seperti Pertamina,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, sektor yang paling banyak dapat suntikan modal adalah infrastruktur, pertambangan, dan jasa. Dimana Antam dapat jatah tinggi karena untuk membangun smelter dan sektor konstruksi untuk menggenjot pembangunan seperti pelabuhan yang memang butuh suntikan modal,”Kalau konstruksi, karena banyak melakukan beberapa pembangunan di pelabuhan, itu mereka juga cukup besar," tandasnya.

Kabar PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mendapatkan penyertaan modal tinggi, direspon positif pelaku pasar dan membawa saham Antam dibuka menguat 60 poin atau 5,77% menjadi Rp 1.100 per saham pada perdagangan saham Kamis (8/1).

Asal tahu saja, tahun ini menjadi tahun investasi yang besar bagi Antam lantaran bakal membangun smelter. Bahkan rencananya, perusahaan tambang emas plat merah ini akan melangsungkan penawaran umum terbatas saham (rights issue) senilai Rp 11 triliun. Sebelumnya, pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham pengendali telah berkomitmen menyerap saham baru Antam senilai Rp 7 triliun. Dengan begitu, pemerintah dapat mempertahankan porsi mayoritas sebesar 65% saham.

Direktur Keuangan Antam Djaja Tambunan mengatakan, rencana rights issue akan diajukan terlebih dahulu kepada instansi-instansi terkait. Sebagai perusahaan pelat merah, perseroan harus memperoleh persetujuan antara lain dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Menteri Koordinator Perekonomian,”Persetujuan dari sejumlah instansi ini diperlukan sebelum berlanjut ke proses berikutnya. Kami berharap dapat terealisasi sesegera mungkin, as soon as possible,” ujar Djaja.

Djaja mengungkapkan, Antam membutuhkan dana sangat besar untuk menjalankan sejumlah proyek, sehingga tidak dapat mengandalkan pinjaman perbankan sebagai satu-satunya sumber pendanaan. Dua proyek terbesar Antam, yakni pengolahan feronikel Halmahera Timur dan Smelter Grade Alumina (SGA) Menpawah, tercatat memakan biaya investasi sebesar total US$ 30 miliar (Rp 38 triliun). Sementara itu, perluasan pabrik feronikel Pomalaa dan proyek Mandiodo Nickel Pig Iron (NPI) masing-masing membutuhkan US$ 500 juta dan US$ 398 juta. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…