Dampak Kebijakan Clean and Clear - PT Timah Bakal Menangguk Untung Besar

NERACA

Jakarta -Kebijakan tata niaga timah yang akan mewajibkan ekspor timah mengantongi legalitas timah yakni sertifikat CnC (clean and clear) menguntungkan PT Timah Tbk (TINS). Dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (8/1) PT Mandiri Sekuritas dalam kajiannya menilai, dampak dari kebijakan tersebut akan menguntungkan bagi PT Timah Tbk karena mengontrol sebagian besar konsesi pertambangan timah di Bangka Belitung.

Selama ini rekomendasi izin ekspor timah diterbitkan gubernur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2014. Dalam aturan tersebut, ekspor timah tidak perlu mengantongi sertifikat CnC dan tidak mencantumkan klausul rekomendasi ekspor dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Hasil diskusi dengan PT Timah, menunjukkan bahwa pemerintah mungkin akan menyetujui rekomendasi clean & clear dari Kementerian ESDM untuk ekspor timah melalui revisi Permendag 44/2014. Riset tersebut menyebutkan, jika aturan tersebut benar-benar diterapkan, secara signifikan akan mengurangi pasokan sekaligus mendongkrak harga timah lebih tinggi karena Indonesia merupakan penghasil bijih timah terbesar di dunia.

Di sisi lain, Kementerian ESDM mengisyaratkan rencana memotong kuota ekspor timah hingga 50% pada tahun ini untuk mendukung harga yang lebih tinggi. Menurut Industrial Technology Research Institute (ITRI), Indonesia memproduksi 95.200 ton bijih timah pada tahun 2013 (termasuk 69.000 ton yang tidak dilaporkan) dengan harga jual sekitar US$ 21.000 per ton, atau setara 33 persen dari produksi bijih timah dunia. Apabila tahun depan produksi dibatasi 35.000 ton hingga 40.000 ton per tahun maka harga bisa naik lebih dari US$ 25.000 per ton.

Riset Mandiri Sekuritas menyebutkan, PT Timah telah menunjukkan pertumbuhan besar dalam volume penjualan pada kuartal IV-2014 untuk memenuhi volume penjualan yang ditargetkan mencapai 25-26.000 ton pada tahun 2014 dibandingkan 16.000 ton di sembilan pertama 2014. Maka dengan asumsi memenuhi target terendahnya sebesar 25.000 ton, di perkirakan volume penjualan PT Timah di kuartal IV-2014 bisa mencapai 9.000 ton, hampir dua kali lipat dari rata-rata yang sebesar 5.000 ton per kuartal terakhir.

Namun mengingat penurunan tajam harga timah, Mandiri Sekuritas memperkirakan 10% harga rata-rata jual akan lebih rendah menjadi US$ 20.300 per ton di kuartal IV-2014 berbanding US$ 22.600 per ton di sembilan bulan pertama 2014. Adapun PT Timah menargetkan volume penjualan 20% lebih tinggi tahun ini hingga mencapai 30.000 ton.

Maka untuk memenuhi target volume penjualan, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) menyiapkan dana investasi sebesar Rp 1,1 triliun untuk ekspansi pengembangan produksi. Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS pernah bilang, kali ini perseroan tak akan hanya mengandalkan kas internal, tetapi juga mengkaji untuk mencari pinjaman jangka panjang. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…