Menkominfo Segera Akhiri Internet Lelet Di Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui kehadiran 4G untuk segera mengakhiri internet lelet di Indonesia. Internet Indonesia memang sudah sangat tertinggal bila dibandingkan dengan Negara lainnya, infrastruktur jaringan yang baik akhirnya menciptakan kualitas internet yang sangat baik. Kecepatan internet Indonesia pun bisa dibilang sudah sangat tertinggal dari Negara-negara lainnya, saat Negara-negara lainnya menghadirkan jaringan internet yang cepat dan murah, di Indonesia internet masih menjadi barang yang cukup mahal.

Rudiantara mengatakan, perlahan tapi pasti, infrastruktur 4G di Indonesia terus dibangun demi menghadirkan layanan internet yang lebih baik. “Kalau kita tidak lakukan, kita akan lama mengejar broadband. Nanti internet leletnya berkepanjangan. Kita inginnya internet lelet segera habis,” kata Rudiantara di Jakarta.

Menurutnya, pada tahun 2015, dirinya menjanjikan akan membuka izin 4G untuk frekuensi 1800 MHz bagi 4 (empat) operator, dengan tambahan Hutchison Tri. Saat ini harus dilakukan realokasi frekuensi dulu. Kita sepakat dulu bagaimana realokasi frekuensi, setelah itu kebijakannya bakal dikeluarkan pemerintah, ujarnya.

Dijelaskannya, pada kuartal pertama ini, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz. Sementara untuk eksekusinya tergantung kepada kecepatan operator melakukan realokasi. “Masing-masing operator kan berbeda posisinya,” jelasnya.

Sebelumnya, di 900 MHz, layanan 4G untuk 3 (tiga) operator yakni Telkomsel, XL dan Indosat cuma disokong dengan frekuensi selebar 5 MHz, karena masih harus melayani pelanggan 2G di 900 MHz. Alhasil, kecepatannya belum maksimal karena lebar pita frekuensi ideal untuk 4G minimal 15 MHz atau 20 MHz.

Sementara di spektrum 1.800 MHz, frekuensi yang tersedia mencapai 75 MHz, dimana Telkomsel menguasai 22,5 MHz, Indosat 20 MHz, XL 22,5 MHz, dan sisanya Tri dengan 10 MHz. Namun sayangnya, blok frekuensi itu terpisah-pisah alias tidak contiguous.

Pemerintah beranggapan bahwa belum dibukanya 4 G di 1.800 MHz karena posisinya tidak ideal. Selain itu, jika frekuensi 1.800 MHz dinetralkan, akan semakin sulit menatanya ke depan. Padahal, frekuensi ini salah satu andalan untuk melayani pelanggan 2G di Indonesia. Kurangnya tertata dengan baik infrastruktur frekuensi di Indonesia menjadi salah satu faktor lambannya perkembangan internet di Indonesia.

BERITA TERKAIT

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…