Siasati Lesunya Harga Komoditas - PTBA Mencoba Peruntungan Bisnis Rumah Sakit

NERACA

Jakarta – Menyadari bisnis sektor komoditas harganya belum mengalami pemulihan, memacu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk diversifikasi usaha lain guna menggenjot kinerja keuangan. Salah satu yang dilakukan perseroan dalam diversifikasi usaha adalah menggarap bisnis rumah sakit berupa pembentukan cucu perusahaan yaitu PT Bukit Asam Medika.

Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan, pembentukan cucu perusahaan tersebut dilakukan melalui entitas anak, PT Bukit Multi Investama,”PT Bukit Asam Medika didirikan pada 23 Desember 2014," kata dia dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, pembentukan cucu perusahaan tersebut sejalan dengan transformasi perusahaan yang dilakukan perseroan dalam bentuk pengembangan struktur organisasi yang lebih fokus, dinamis, cepat, dan fleksibel.

Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi terutama dalam pengelolaan fasilitas kesehatan bagi karyawan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat. Pembentukan cucu usaha ini untuk menunjang kegiatan usaha utama perusahaan tambang batu bara plat merah itu.

Adapun kegiatan usaha PT Bukit Asam Medika bergerak dalam bidang rumah sakit, klinik, poliklinik, poliklinik spesialis, rumah sakit spesialis, rumah sakit bersalin, dan balai pengobatan. Di samping itu, juga menjalankan usaha pengelolaan rumah sakit, klinik, poliklinik, balai kesehatan, dan kegiatan usaha terkait.

Sementara modal dasar pembentukan cucu perusahaan tersebut sebesar Rp10 miliar, dengan kepemilikan saham 9.750 senilai Rp9,75 miliar oleh PT Bukit Multi Investama, dan PT Dana Bara Medika sebanyak 250 saham senilai Rp250 juta. Asal tahu saja, imbas merosotnya harga komoditas dunia membawa dampak berarti terhadap performance kinerja PTBA yang tahun ini melorot.

Ditahun depan, perusahaan tambang batu bara plat merah ini tidak banyak menaruh target tinggi. PTBA memproyeksi, pada tahun depan, volume produksi dan penjualan hanya tumbuh 15% dari tahun ini. Hal ini karena kondisi pasar batubara yang juga belum pulih.

Kata Joko Pramono, target pertumbuhan sebesar 15% di tahun depan merupakan target minimal. Harapannya, perseroan bisa terus memacu produksi dan mulai meningkatkan penjualan baik ke dalam negeri maupun penjualan ekspor,”Untuk jumlah volume, kami belum bisa sebutkan karena tahun ini pun estimasi penjualan akan mengalami deviasi," ujarnya.

Awalnya, perseroan menargetkan penjualan batubara mencapai 24,7 juta ton atau naik 39% dari realisasi tahun lalu sebesar 17,8 juta ton. Lalu, volume produksi tahun ini ditargetkan sebesar 19,8 juta ton atau tumbuh 31% dari tahun 2013. Jika target produksi tahun ini bisa tercapai, maka tahun depan, PTBA diharapkan bisa memproduksi 22,7 juta ton batubara.

Namun pada realisasinya, volume produksi batubara PTBA baru mencapai 12,8 juta ton hingga September 2014. Jumlah itu hanya tumbuh 13% dibanding produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya. "Tekanan pasar masih cukup besar, namun karena batubara kami kalori tinggi, jadi lebih stabil," jelasnya.

Memang, kinerja PTBA sepanjang tahun ini masih terselamatkan dari kenaikan harga jual rata-rata PTBA yang naik 19% menjadi Rp 728.079 per ton. Sementara harga jual rata-rata ekspor tercatat sebesar US$ 71,11 per ton dan harga jual domestik sebesar Rp 671.426 per ton. Di tahun depan, Joko berharap harga batubara bisa lebih baik.

Joko mengungkapkan, tahun ini PTBA masih terkendala dari keterbatasan angkutan batubara. Sehingga, kemungkinan perseroan akan merevisi target penjualan. "Ada beberapa proyek pengembangan yang akan selesai tahun depan. Itu bisa mendorong efisiensi juga," ungkapnya.

PTBA tak hanya akan meningkatkan penjualan dalam negeri, tetapi juga penjualan ekspor. Joko bilang, saat ini PTBA masih memproses target pasar baru. Sebelumnya, PTBA mulai masuk ke beberapa pasar baru seperti Bangladesh. Nantinya, PTBA juga ingin bisa bersaing dengan produsen di Australia.

Caranya, dengan meningkatkan infrastruktur pelabuhan. Akhir tahun ini, PTBA bakal menyelesaikan peningkatan kapasitas pelabuhan Taragan menjadi 25 juta ton per tahun dan akan beroperasi penuh di awal tahun depan. Sehingga, nantinya, ada tambahan satu dermaga baru yang dapat disandari kapal berkapasitas 210.000 DWT, naik dari kapasitas sebelumnya 80.000 DWT. "Dengan begitu batubara PTBA bisa makin kompetitif bersaing," tandasnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…