Tingkatkan Kontribusi Pasar Modal - Pemerintah Minta Masukan Pelaku Pasar

NERACA

Jakarta – Masih rendahnya peran industri pasar modal sebagai industri keuangan yang strategis di sektor pembiayaan, menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan menyikapi hal tersebut meminta pelaku pasar modal untuk menyampaikan masukan tertulis.

Deputi Bidang Koordinator Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby Hamzah Rafinus mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada pelaku pasar modal untuk memberikan masukan tertulis terkait rendahnya peran dan kontribusi pasar modal, “Kita sudah sampaikan permintaan tertulis kepada pelaku pasar modal terkait dengan minimnya kontribusi pasar modal di pembiayaan, “ujarnya di Jakarta, Selasa (23/12).

Dia melanjutkan, jika masukan sudah di tangan maka pemerintah akan mengadakan rapat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) untuk memberi kelonggaran bagi para pelaku usaha pasar modal agar lebih menunjang perekonomian. Saat ini pelaku pasar modal merasa terlalu banyak ketentuan, salah satunya berkaitan dengan pajak.

Pemerintah berencana menyelesaikan permasalahan tersebut dengan membangun komunikasi intensif terutama dalam mencapai tujuan pembangunan lima tahun mendatang. "Tidak ada kesepakatan formal, forum seperti ini akan terus digiatkan untuk mendapatkan feedback penjaminan pemerintah," tutur Bobby.

Dengan adanya masukan-masukan tersebut maka akan lebih banyak good policy untuk mengejar pertumbuhan yang tinggi. Dari sisi pembiayaan yang lain, perbankan, Sofyan menyoroti aturan permodalan di perbankan yang akan sesuai dengan ketentuan internasional di tahun depan.

Sejauh ini untuk bank BUMN pemerintah akan mengurangi deviden menjadi 10-20% dari yang semula 30%. Pengurangan tersebut dikatakannya akan lebih meningkatkan keuntungan di bank dan akan menambah permodalan,”Intinya kita mau ambil yang minimum dari deviden BUMN perusahaan publik terutama perbankan dan infrastruktur," cetus Sofyan.

Untuk saham baru perbankan, Sofyan menyatakan perbankan belum membutuhkan hal tersebut. Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono pernah bilang, OJK dapat lebih gencar mendorong industri pasar modal agar kontribusi bagi ekonomi nasional lebih besar,”Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% dibutuhkan tambahan modal perbankan hingga 3-4 kali, kalau tidak bisa harus ada dukungan dari sumber lain seperti pasar modal. OJK harus dorong pasar modal jangan perbankan saja,”ujarnya.

Menurut dia, untuk mendorong pertumbuhan pasar modal salah satunya dengan menambah jumlah perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan investor ritel. Sementara Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen menambahkan, pihaknya menargetkan penambahan jumlah IPO di pasar modal domestik sebanyak 30 perusahaan. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…