Diburu Aksi Ambil Untung, IHSG Tertekan

NERACA

Jakarta –Mengakhiri perdagangan Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tutup terkoreksi 18,849 poin (0,37%) ke level 5.125,772. Sementara Indeks LQ45 melemah 2,941 poin (0,33%) ke level 883,131. Investor domestik mulai mengambil untung atas penguatan indeks pekan lalu.

Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, indeks BEI bergerak melemah di tengah minimnya transaksi perdagangan saham di dalam negeri menjelang libur Hari Raya Natal dan cuti bersama,”Keadaan pasar saham di dalam negeri yang relatif sepi menjelang libur panjang memicu sebagian pelaku pasar mengambil posisi 'profit taking'," katanya di Jakarta, Senin (22/12).

Dalam kondisi saat ini, menurut dia, pelaku pasar saham di dalam negeri disarankan untuk menunggu penurunan lebih lanjut lalu mengambil posisi beli. Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa diduga sebagian dari pemodal mulai mengurangi aktifitasnya untuk menyambut libur panjang di pekan ini,”Dampaknya, perdagangan di bursa sedikit melambat, dan volatilitas IHSG rendah,”paparnya.

Selain dari dalam negeri, lanjut dia, faktor eksternal juga memberikan andil besar bagi pergeakan IHSG pada awal pekan ini. Setelah Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan bahwa kenaikan suku bunga masih akan bergantung dari data fundamental, pasar saham domestik cenderung relatif stabil.

Berikutnya, indeks BEI Selasa diproyeksikan masih akan berpeluang menguat, namun tetap diwaspadai aksi ambil untung investor yang terus berlanjut. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 357,793 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 207.284 kali dengan volume 12,3 miliar lembar saham senilai Rp 5,5 triliun. Sebanyak 121 saham naik, 191 turun, dan 77 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Blue Bird (BIRD) naik Rp 425 ke Rp 9.350, Indocement (INTP) naik Rp 300 ke Rp 24.750, Lippo Insurance (LPGI) naik Rp 200 ke Rp 4.500, dan Wilmar (CEKA) naik Rp 200 ke Rp 1.700. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Kordsa (BRAM) turun Rp 1.100 ke Rp 4.500, Mayora (MYOR) turun Rp 550 ke Rp 20.900, Unilever (UNVR) turun Rp 500 ke Rp 31.500, dan Impack (IMPC) turun Rp 425 ke Rp 5.650.

Pada perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup menipis 1,082 poin (0,02%) ke level 5.143,439. Sementara LQ45 berkurang 0,692 poin (0,08%) ke level 886,764. Perdagangan berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 116.053 kali dengan volume 5,5 miliar lembar saham senilai Rp 2,3 triliun. Sebanyak 114 saham naik, 150 turun, dan 73 saham stagnan.

Bursa-bursa regional bergerak variatif cenderung menguat hingga siang. Hanya pasar saham Jepang yang masih melemah. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indocement (INTP) naik Rp 350 ke Rp 24.800, Blue Bird (BIRD) naik Rp 250 ke Rp 9.175, Wilar (CEKA) naik Rp 200 ke Rp 1.700, dan Metropolitan (KMPI) naik Rp 200 ke Rp 14.600.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Kordsa (BRAM) turun Rp 1.100 ke Rp 4.500, Mayora (MYOR) turun Rp 675 ke Rp 20.775, Matahari (LPPF) turun Rp 325 ke Rp 14.325, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 200 ke Rp 13.500.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka menguat 16,39 poin atau 0,32% ke posisi 5.161,09 seiring dengan ekspektasi positif terhadap fundamental ekonomi Indonesia, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 4,14 poin atau 0,47% ke posisi 890,21.

Menurut analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, pergerakan IHSG BEI kembali melaju ke arah penguatan pada awal pekan ini, merupakan efek dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih positif dan diiringi nilai tukar rupiah yang kembali stabil,”Masih tingginya arus dana asing masuk (capital inflow) selama tahun ini serta nuansa 'window dressing' menjelang penghujung tahun 2014 akan menopang indeks BEI," katanya.

Dalam jangka pendek, dia menambahkan bahwa IHSG BEI masih dalam pola trem penguatan. Kendati demikian, kemungkinan penguatan akan sedikit terbatas pasca indeks BEI mengalami "rally" kenaikan pada pekan lalu, situasi itu sifatnya masih dinilai wajar.

Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, meski indeks BEI masih memiliki ruang untuk kembali melanjutkan penguatan, namun potensi tersebut dapat terganggu jika volume jual mulai membesar dibandingkan volume beli seiring keinginan untuk ambil untung (profit taking),”Sepanjang tidak dimanfaatkan untuk 'sell off' maka laju IHSG BEI dapat berpotensi menguat kembali," katanya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka menguat 186,40 poin (0,81%) ke 23.303,033, indeks Nikkei turun 20,26 poin (0,11%) ke 17.607,23, dan Straits Times menguat 23,65 poin (0,72%) ke posisi 3.303,56. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…