2015, Ekonomi Masih Tumbuh Positif - Ambon, Maluku

NERACA

Ambon - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Wuryanto mengatakan, prospek pertumbuhan perekonomian Maluku pada 2015 diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan tinggi, yakni 6,40 persen hingga 7,40 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita pada 2015 diperkirakan masih positif dan tergolong tinggi sama seperti tahun 2014, dengan tingkat inflasi yang terkendali meskipun terdapat kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi," ucapnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014, di Ambon, Maluku, Rabu.

Dikatakannya, selain pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2015, dengan kerja sama dan koordinasi antarinstansi kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Maluku, diperkirakan laju inflasi provinsi itu juga bisa ditekan agar tetap sama seperti tahun 2014, yakni 6,86 persen.

Masih kuatnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cenderung stabil didukung oleh tingginya permintaan permintaan terhadap konsumsi rumah tangga dan tiga sektor pendukung stabilitas ekonomi Maluku, yakni perdagangan, pertanian, termasuk perikanan sebagai sub sektor, dan jasa.

"Gini rasio Maluku masih di bawah nasional, yakni 0,370 dikarenakan ketidakmerataan distribusi penduduk, tantangan dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) perlu diantisipasi Pemerintah Daerah (Pemda) Maluku dengan meningkatkan daya saing komoditas maupun human capital atau sumber daya manusianya," ucapnya.

Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi yang tergolong tinggi namun masih ada pada posisi sama dengan tahun 2014, menurut Wuryanto, pertumbuhan kredit Maluku yang terus melambat sejak 2013 hingga mencapai angka 8,65 persen untuk Bank Umum (BU) dan 9,92 persen untuk kategori BU dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada 2014, maka pada 2015 akan mengalami peningkatan pesat.

Diperkirakan pertumbuhan kredit di Maluku pada 2015 akan mencapai pada angka 15 persen hingga 17 persen.

"Suku bunga kredit bank di Maluku masih terbilang tinggi, hingga Oktober 2014 tercatat 13,9 persen, jauh di atas suku bunga nasional, yakni 11,62 persen. Ini menempatkan Maluku pada urutan keenam tertinggi secara nasional," ucap. [ant]

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…