Pengetahuan HIV dan AIDS di Indonesia Masi Rendah

 

 

NERACA

Sangat mencenangkan bahwa pengetahuan remaja di Indonesia mengenai HIV dan AIDS termasuk bahayanya masih sangat rendah. 

"Pengetahuan remaja soal kesehatan reproduksi, napza dan seks bebas masih rendah. Kita harus membuat mereka mengerti," ujar Nila dalam acara bertema "Remaja Indonesia Peduli AIDS," cetus Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek. 

"Pengetahuan remaja soal bahaya HIV dan AIDS masih rendah, sekitar 11 persen. Kita harapkan ada peningkatan menjadi 95 persen," kata dia. 

Hal senada disampaikan, Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Kemal Siregar. 

Menurut dia, pengetahuan remaja yang rendah soal HIV dan AIDS ini kemudian dibarengi dengan rentannya remaja melakukan perilaku berisiko seperti menggunakan narkoba dan seks bebas. 

"Pengetahuan rendah, melakukan perilaku berisiko tinggi inilah yang menyebabkan kerentanan remaja menjadi tinggi. Kemudian, di lain pihak layanan kesehatan belum sepenuhnya ramah pada remaja," kata Kemal.  

Data dari Kemenkes pada 2014 menunjukkan, sekitar 18.237 orang remaja diketahui telah terkena HIV dan AIDS terhitung Juni 2014. Kasus AIDS terbesar terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun atau sebesar 32,9 persen.  Kemudian, selain remaja, data menunjukkan, anak-anak usia 0-14 tahun bahkan diketahui telah terkena HIV dan AIDS. Pada September 2014 ini, sekitar 12.197 orang anak berusia 0-14 tahun yang menderita HIV dan AIDS.

Melihat hal ini, Nila mengaku prihatin. Dia mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan penyuluhan pada anak dan remaja tentang HIV dan AIDS. Dia berharap, penyuluhan yang diberikan mampu membantu remaja memerangi HIV dan AIDS.

"Yang saya sedih, anak-anak berusia 0-14 tahun sudah terkena HIV,... Sampai kapanpun kami harus tetap menyuluh soal bahaya HIV dan AIDS," kata dia.

"Jumlah penderita HIV dan AIDS enggak pernah turun. Ini tandanya perilaku berisiko belum berubah. Kita harus perangi HIV dan AIDS, tetapi sebelumnya perangi dulu perilaku berisiko seperti menggunakan narkoba dan seks bebas," tambah Nila. 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…