Membangun 500 Fasilitas Cuci Tangan - Dettol Dorong Perilaku Hidup Sehat

 

 

NERACA


Dengan tujuan untuk mendorong perilaku hidup bersih sehat (PHBS), Dettol membangun lima ratus fasilitas cuci tangan di sekolah dasar dan institusi lainnya di pulau Jawa.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program nasional Misi Hidup Sehat Dettol (MHSD) yang diluncurkan pada akhir 2013 bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk meningkatkan kesadaran tentang praktek dasar kebersihan untuk hidup yang lebih sehat.

Sebagai tambahan dalam mendukung kesadaran akan kebersihan di sekolah, Misi Hidup Sehat Dettol juga bekerja sama dengan para anggota PKK, para suster di rumah sakit, bidan, dan ibu yang baru melahirkan bayinya untuk menyampaikan pesan kebersihan ke masyarakat yang lebih luas.


Presiden Direktur RB Indonesia, Ratanjit Das mengatakan, sebagai produk terdepan dalam perlindungan terhadap kuman, Dettol berkomitmen untuk menciptakan kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat yang sejalan dengan visi global kami dalam menciptakan keluarga yang lebih sehat dan bahagia.

“Akses kepada fasilitas cuci tangan di sekolah dasar akan memainkan peran penting dalam menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat pada usia dini. Jumlah tahun ini meningkat hingga tiga kali lipat lebih tinggi dari tahun lalu karena kami percaya dalam pentingnya membangun kebiasaan yang baik ini. Kami juga percaya, dengan bantuan dari rekan, MHSD akan memberikan pengaruh positif kepada keluarga dan lingkungan sekitar,” cetusnya.


Sedangkan dari data Riset Kesehatan Dasar 2013 yang dikeluarkan Kemenkes RI, anak-anak pada kelompok usia 5 – 12 tahun merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit diare dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Diare dan ISPA disebabkan oleh bakteri dan virus, yang menginfeksi tubuh manusia melalui kotoran dan apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kematian karena infeksi dan dehidrasi akut.

ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Zaenal Abidin mengatakan, menurut data dari UNICEF angka kematian pada tahun 2012 untuk anak usia di bawah lima tahun di Indonesia telah mencapai 152.000 jiwa. Masalah saluran pernafasan dan diare termasuk dalam tiga penyebab utama kematian. Beberapa cara untuk mencegahnya adalah dengan mengajarkan kebiasaan hidup sehat kepada ibu dan anak-anak, serta dengan menyediakan akses ke fasilitas kebersihan yang layak, seperti fasilitas cuci tangan.

 “Inisiatif RB dalam membangun 500 fasilitas cuci tangan adalah sesuatu yang IDI selalu dukung penuh. Kami melihat langkah ini sebagai terobosan dalam mengatasi masalah kebersihan. Untuk periode jangka panjang, program ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat,” pungkas dr. Zaenal.



 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…