Minim Sentimen, IHSG Kembali Terkoreksi

NERACA

Jakarta – Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tetap mempertahankan acuan suku bunga bank (BI Rate) di level 7,75% belum banyak membawa perubahan terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis sore. Minimnya sentiment positif, membawa IHSG ditutup terkoreksi 12,712 poin (0,25%) ke level 5.152,695. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 3,588 poin (0,40%) ke level 886,485.

Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, sebagian pelaku pasar saham terutama asing memanfaatkan momentum untuk mengambil posisi ambil untung di tengah laju bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas melemah,”Kondisi bursa saham Indonesia yang belum keluar dari fase konsolidasi membuat pergerakannya bervariasi. Dalam kondisi itu, pelemahan indeks BEI cukup wajar setelah pada perdagangan hari sebelumnya mengalami penguatan,”ujarnya di Jakarta, Kamis (11/12).

Di sisi lain, lanjut dia, seraya menanti beberapa data ekonomi yang akan dirilis Tiongkok dan AS, pelaku pasar saham juga cenderung mengurangi portofolio sahamnya. AS akan merilis data penjualan ritel dan klaim penganggurannya. Dari Tiongkok, akan merilis data produksi industri. Berikutnya, indeks BEI akhir pekan diproyeksikan akan bergerak melemah.

Pada perdagangan Kamis, dana asing masih belum selesai keluar dari lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 512,108 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 245.986 kali dengan volume 6,507 miliar lembar saham senilai Rp 5,266 triliun. Sebanyak 138 saham naik, 174 turun, dan 83 saham stagnan.

Jatuhnya harga minyak dunia menjadi kekhawatiran akan melambatnya ekonomi global. Bursa-bursa regional pun kompak melemah sore hari. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Tembaga Mulia (TBMS) naik Rp 450 ke Rp 9.450, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 350 ke Rp 68.000, Saratoga (SRTG) naik Rp 325 ke Rp 5.225, dan Asahimas (AMFG) naik Rp 225 ke Rp 7.525.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 600 ke Rp 16.100, Matahari (LPPF) turun Rp 375 ke Rp 15.125, Lionmesh (LMSH) turun Rp 375 ke Rp 5.625, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 300 ke Rp 11.500.

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup melemah 13,296 poin (0,26%) ke level 5.152,111. Sementara Indeks LQ45 berkurang 2,593 poin (0,29%) ke level 887,480. Indeks sama sekali tidak mampu menyentuh zona hijau hingga siang hari. Beberapa saham masih ada yang mampu menguat tapi tidak bisa bawa IHSG positif.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 143.590 kali dengan volume 3,883 miliar lembar saham senilai Rp 2,665 triliun. Sebanyak 115 saham naik, 143 turun, dan 87 saham stagnan. Pergerakan bursa-bursa regional siang kompak melemah seperti diawal perdagangan. Jatuhnya harga minyak dunia menjadi kekhawatiran akan melambatnya ekonomi global.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGMR) naik Rp 800 ke Rp 60.500, Indosat (ISAT) naik Rp 230 ke Rp 4.310, Blue Bird (BIRD) naik Rp 200 ke Rp 8.500, dan Asahimas (AMFG) naik Rp 100 ke Rp 7.400. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Apexindo (APEX) turun Rp 700 ke Rp 2.150, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 500 ke Rp 16.200, Astra Agro (AALI) turun Rp 350 ke Rp 23.550, dan Matahari (LPPF) turun Rp 325 ke Rp 15.175.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka terkoreksi sebesar 26,12 poin atau 0,51% menjadi 5.139,28. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga mengalami pelemahan sebesar 6,59 poin (0,74%) ke level 883,48. Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan, koreksi yang terjadi di sejumlah indeks bursa saham utama di kawasan Asia pada awal sesi berdampak negatif pada IHSG BEI,”Meskipun sentimen dari dalam negeri dapat dikatakan positif, namun kejatuhan dari indeks global akan mengeliminir faktor positif internal," ungkapnya.

Dari dalam negeri, dia mengemukakan bahwa pemerintah tetap akan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada RAPBN-P 2015. Asumsi pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan optimisme pemerintah akan pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Lanjutnya, pemerintah akan mengandalkan proyek infrastruktur untuk mencapai target tersebut. Proyek jalan tol laut dan infrastruktur dasar dipercaya dapat menggerakan industri dalam negeri sekaligus memicu investor asing. Sementara itu, tim analis teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan bahwa IHSG BEI akan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan melemah di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap hasil rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang agendanya membahas suku bunga acuan (BI Rate).

Di sisi lain, investor juga mencermati tingkat inflasi Desember 2014 yang kemungkinan berada diatas 2%, serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih dalam tren pelemahan. Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 241,02 poin (1,02%) ke 23.283,50, indeks Nikkei turun 133,89 poin (0,77%) ke 17.427,69, dan Straits Times melemah 7,74 poin (0,23%) ke posisi 3.318,07. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…