Lembaga Pemeringkat Dipertanyakan

NERACA

Jakarta – Peringkat suatu perusahaan yang disematkan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atau lembaga rating lainnya, biasanya menjadi indikator investor dalam melihat fundamental suatu perusahaan sebelum mengambil keputusan melakukan investasi atau membeli saham perseroan. Namun sebaliknya, kondisi ini berbeda dengan direksi PT Sinarmas Multiartha Tbk yang masih mempertanyakan soal lembaga pemeringkat.

Direktur PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA), Kurniawan Udjaja menyatakan, tidak terlalu percaya dengan pemeringkat terkait kinerja efektivitas perusahaan. Menurutnya, beberapa perusahaan yang dahulunya dinilai memiliki peringkat bagus, pada akhirnya tetap berpeluang mengalami penurunan,”Kurang merespon positif pemeringkat, kecuali kalau perusahaan ingin terbitkan obligasi. Karena, dari beberapa perusahaan peringkatnya tinggi namun meleset dari ekspektasi pertumbuhannya,”ujarnya di Jakarta, Selasa (9/12).

Lebih lanjut dia menjelaskan, Sinarmas Multiartha baru akan menerapkan sistem peringkat di perusahaannya jika memang terdapat kewajiban dari Pemerintah untuk memberlakukan hal tersebut,”Daripada rating lebih baik mencari analis yang memang dapat melihat kinerja perusahaan untuk memberikan solusi. Karena, bila menggunakan pemeringkat selain dana yang berlebihan, takut ada kepentingan lain. Baik antara kepentingan mereka, maupun kepentingan perusahaan juga,”paparnya.

Tahun ini PT Sinarmas Multiartha Tbk  menargetkan laba komprehensif mencapai Rp1,6 triliun. Target holding company Sinarmas Grup untuk jasa keuangan ini akan naik dari target akhir tahun ini senilai Rp1,56 triliun.

Direktur SMMA Kurniawan Udjaja permah bilang, bisnis asuransi akan tetap menjadi andalan dibandingkan anak usaha lainnya. Dijelaskannya, anak usahanya, Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, memberikan kontribusi 42,2% pada perseroan. Asetnya menyumbang Rp21,3 triliun, dari total aset Rp50,4 triliun. Sedangkan Bank Sinarmas Tbk hanya mendukung 35,2% dengan aset Rp17,7 triliun.

Lanjutnya, perseroan masih belum akan meningkatkan porsi kontribusi anak usaha yang lain. Sementara untuk belanja modal tahun 2014, direncanakan mencapai Rp1,5 triliun. Dimana dana Rp1 triliun hanya untuk bangunan baru Auransi Sinarmas MSIG. Selain itu, perseroan juga akan menyiapkan strategi untuk melakukan investasi di sektor sektor yang strategis.

Perseroan akan melakukan efektivitas dan efisiensi anak anak usahanya demi meningkatkan laba konsolidasi. Selain itu juga akan dilakukan pengembangan teknologi demi penetrasi ke usaha baru dalam e-bisnis. "Kami lihat situasi untuk kemungkinan akuisisi usaha baru," ujarnya.

Belum lama ini, perseroan telah melakukan penjualan seluruh sahamnya di PT Jobstreet Indonesia. Perseroan menjual sebanyak 40% saham, atau 160 lembar saham Jobstreet Indonesia kepada Jobstreet Pte Ltd senilai 13,74 juta ringgit, atau Rp47,4 miliar (kurs Rp3.449 per ringgit). (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…