Pengelolaan Potensi Laut Mesti Berkelanjutan - Agar Bisa Dinikmati Generasi Penerus

NERACA

Bogor – Sebagai negara maritim dan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau 17.504 buah dan luas lautan mencapai 2/3 dari luas wilayah, Indonesia memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi tersebut harus dikelola secara berkelanjutan agar di masa mendatang bukan hanya tinggal cerita, namun benar-benar dapat dinikmati oleh para generasi penerus.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Suseno Sukoyono, sebagai salah satu keynote speech mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di acara Stakeholder Consultation Workshop, di Bogor International Convention Center (BICC), Bogor, Senin (8/12).

Pembangunan kelautan dan perikanan ke depan menitikberatkan pada sumberdaya kelautan dan perikanan. Untuk merealisasikan hal tersebut, beberapa waktu lalu KKP menerbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) tentang penghentian sementara (moratorium) perizinan usaha perikanan tangkap, yakni Permen KP Nomor 56, 57, dan 58 Tahun 2014.

Untuk mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. “Dengan demikian, pengembangan SDM kelautan dan perikanan dirasa sangat penting karena mengelola sumberdaya alam pada hakekatnya adalah mengelola SDM-nya. Pengembangan SDM ini dilakukan BPSDM KP melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan yang terintegrasi,” ujar Suseno pada acara bertema “Indonesia Agri-Incorporated: Revolusi Pembangunan Pertanian Menuju Visi Pertanian Indonesia 2045” yang diselenggarakan oleh DPP Himpunan Alumni IPB dan Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB tersebut.

Pemikiran tersebut sejalan dengan Sasaran Perencanaan Pembangunan Nasional di Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga tahun 2015-2019, yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Pengembangan SDM ini perlu berbagai perubahan, misalnya dalam bidang pendidikan KKP telah menggunakan  program vokasi dengan pendekatan teaching factory. Pendidikan vokasi dicirikan dengan porsi 60% praktek dan 40% teori  bagi tingkat pendidikan tinggi serta 70% praktek dan 30% teori untuk tingkat pendidikan menengah. Sementara teaching factory merupakan penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan proses produksi yang sebenarnya dan sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.

Sistem perekrutannya menggunakan persentase 40% anak pelaku utama kelautan dan perikanan, 40% masyarakat umum, dan 20% mitra kerja sama. Lulusan yang dihasilkan tidak hanya sebagai tenaga kerja, tetapi diprioritaskan menjadi wirausaha.

Adapun di bidang pelatihan, KKP telah melakukan perubahan, yakni pelatihan tidak hanya diselenggarakan pemerintah saja, namun juga dari, oleh, dan untuk masyarakat melalui Pusat Mandiri Pelatihan Kelautan dan Perikanan (P2MKP). Untuk memperlancar jangkauan kegiatan pelatihan bagi masyarakat karena terbatasnya jumlah Balai Diklat KKP, dibentuk P2MKP tersebut yang kini jumlahnya mencapai 417 P2MKP di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, upaya mensertifikasi SDM kelautan dan perikanan sesuai dengan standar kompetensi terus dilakukan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sementara itu, kegiatan penyuluhan dilakukan melalui peran penyuluh perikanan yang memanfaatkan teknologi berbasis on line dalam penyuluhan, hasil koordinasi BPSDM KP dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Para penyuluh perikanan yang saat ini berjumlah 12.932 orang, bertugas mendampingi dan membimbing para pelaku utama/usaha di lapangan, mencatat data, dan Konsultan Keuangan Mitra Bank. Penyuluhan yang semula dilakukan secara konvensional dan bertatap muka, kini dilakukan pula secara online.

Dalam melakukan kegiatannya, BPSDM KP bekerja sama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri. Kerja sama yang dilakukan baru-baru ini antara lain kuliah online melalui teleconference, pelatihan di Food and Agriculture Organization (FAO), pelatihan Sertifikasi Penanganan Penyakit ikan di Michigan State University, Amerika Serikat, sosialisasi Blue Economy di forum internasional, pelatihan observer di kapal perikanan, pelatihan bagi negara Asia Pasific, dan beasiswa bagi negara Asia Pasifik di STP Jakarta dan SUPM Waeheru.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…