Mengandalkan Divestasi Link Net - First Media Anggarkan Capex Rp 1,2 Triliun

NERACA

Jakarta – Untuk menunjang kegiatan ekspansi bisnis di tahun 2015, PT First Media Tbk (KBLV) menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun,”Dana capex akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan di tahun depan,”kata Wakil Direktur Utama KBLV, Irwan Djaja dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (4/12).

Menurut Irwan, masih fokusnya perseroan dalam mengembangkan bisnis di teknologi, media dan komunikasi. Sehingga dana capex diarahkan kesana semua. Selain itu ada pengembangan home pass, media, dan konten.

Dia menjelaskan, dana capex di 2015 akan mengandalkan dana dari hasil divestasi saham anak usaha, PT Link Net Tbk (LINK) dan sedang mencari dana dari hasil pinjaman perbankan,”Kami habis jual saham Link Net, sebagian dana hasil divestasi kami gunakan untuk pendanaan capex tahun depan. Kami juga mengkaji rencana pinjaman bank," ungkapnya.

Perseroan masih fokus pada tiga pilar utama penunjang yaitu konten, infrastruktur, dan tekonologi. Dijelaskan, konten dan infrastruktur saling terkait, sehingga dua hal ini yang bakal menjadi fokus pertama perseroan. Asal tahu saja, perseroan yang juga grup Lippo ini tengah mempertimbangkan untuk melepas lebih banyak saham dalam PT Link Net Tbk agar bisa meraih dana untuk ekspansi.

Belum lama ini, PT First Media Tbk telah melakukan penyertaan di PT Mitra Mandiri Mantap (MMM), pemilik layanan internet Bolt, yang mengembangkan layanan internet supercepat. Disebutkan, penyertaan dilakukan pada 20 November 2014 lalu sejumlah 49,14% di Mitra Mandiri Mantap, namun perseroan tidak menjelaskan secara rinci nilai penyertaan.

Penyertaan ini dibuat berdasarkan Akta Penyertaan Keputusan Rapat No.50 tanggal 20 November di hadapan notaris Charles Hermawan S.H. Sejak tahun 2013 perseroan dan Internux telah melakukan kerja sama jaringan 4G yang mengembangkan layanan internet Bolt. Sebelumnya perseroan baru menguasai 18% saham PT Mandiri Mantap.

Irwan Djaja pernah bilang, divestasi yang dilakukan perseroan beberapa waktu lalu atas 11% saham anak usahanya, PT Link Net Tbk bakal mengubah struktur laba perseroan. Jika menggunakan asumsi kinerja KBLV hingga semester I tahun ini, maka kenaikannya hingga puluhan kali lipat,”Laba bersih pasca divestasi mencapai Rp 8,04 triliun,"ungkapnya.

Artinya, laba bersih tersebut meningkat 75 kali lipat dibanding laba bersih KBLV semester I-2014 yang sebesar Rp 107 miliar. Selain laba bersih, aksi korporasi ini juga membuat struktur aset dan ekuitas perseroan. Masih menggunakan asumsi yang sama, aset KBLV pasca transaksi menjadi Rp 9,68 triliun dari sebelumnya Rp 5,55 triliun. Sementara, posisi ekuitas pasca divestasi berubah menjadi Rp 8,45 triliun dari sebelumnya Rp 3,75 triliun.

Namun perubahan tersebut, khususnya pada laba bersih KBLV, sifatnya hanya untuk jangka pendek. Sebab untuk periode-periode berikutnya, hasil kinerja LINK tidak lagi dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan KBLV mengingat KBLV tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas. (bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…