2015, Pemerintah Targetkan Bangun 11 Waduk

NERACA

Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan 47 bendungan baru dan saluran irigasi untuk 7,3 juta hektare (ha). Pembangunan ini, nantinya akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPU-Pera) Basuki Hadimuljono menargetkan untuk pembangunan waduk tahun 2015 nanti pemerintah menargetkan dapat membangun 11 waduk, ini merupakan salah satu target kerja kabinet kerja periode 2014-2019. Oleh karenanya, pembangunan akan segera dilakukan tahun depan. "Untuk waduk, tadinya kita kan ada 31 waduk yang akan kita bangun. Jadi tahun 2015 akan kita mulai 11 waduk," katanya, Jakarta, Rabu (3/12).

Dia menjelaskan, pembangunan 11 waduk tersebut akan dilakukan pada Februari 2015. Rencana tersebut, tengah dikaji oleh presiden Jokowi sehingga ground breaking dapat cepat terlaksana.

Menurutnya, waduk tersebut nantinya akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunannya nyebar, di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, dan Maluku Utara.

Selain itu, Kementerian PU-Pera menargetkan pembangunan 31 waduk selama periode 2014-2019. Jumlah ini ditambah, setelah adanya pertemuan dengan wakil dari daerah. "Kita akan dapatkan 49 waduk. Jadi dari 31 waduk, akan dibangun 49 waduk," jelasnya.

Basuki menjelaskan, rencana pembangunan tersebut yakni 2016-2019 akan dibangun waduk setiap tahunnya lima waduk. Tinggal bagaimana menambah waduk tersebut sesuai keinginan. "Tinggal yang 31 itu menuju 49 waduk untuk mempercepat desain, amdalnya, pembebasan lahan saya sudah koordinasi," tuturnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia sudah swasembada pangan, yaitu beras dan jagung, dalam tiga tahun kepemimpinannya. Untuk itu dirinya mengabulkan permintaan sejumlah kepala daerah perihal pembangunan waduk.

Menurut Jokowi, semula ditargetkan 30 pembangunan waduk dalam lima tahun, namun kemudian bertambah menjadi 49 waduk guna mencapai target swasembada pangan.

"Dalam lima tahun ke depan, target kita mau membangun 30 waduk tetapi kita naikkan lagi karena banyak gubernur yang minta menjadi 49 waduk. Tidak apa-apa karena target kita nanti dalam tiga tahun sudah swasembada yang namanya beras, jagung. Walaupun gula dan daging rada mundur," kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan agar jangan ada pihak-pihak yang sengaja mencari proyek melalui endapan atau sedimen lumpur di waduk, termasuk Waduk Gajah Mungkur yang tiap tahun endapannya mencapai enam juta kubik.

Hal itu dikarenakan pemerintah daerah harus mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk mengeruk endapan lumpur setiap tahunnya.

Namun begitu, dimata Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rahmad Pampudi menyesalkan langkah presiden Jokowi dalam membangun beberapa waduk di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan swasembada pangan nasional. Langkah itu dinilai terlalu berkepanjangan dan akan memakan waktu yang lama. 

Menurut Rahmad, presiden lebih baik fokus pada pemberdayaan petani nasional, pemilihan pupuk yang berkualitas tinggi, serta memikirkan bagaimana caranya untuk sayur mayur Indonesia serta gula, jagung dan kedelai tidak impor. 

"Persoalan pangan ini bukan persoalan tiga tahun, tapi persoalan hari ini. Jadi kita tidak hanya memikirkan persoalan yang akan datang. Ini persoalan hari ini dan harus diselesaikan. Jadi kenapa harus memikirkan waduk yang harus dibangun hingga memakan waktu yang panjang. Lebih baik presiden pikirkan hari ini bahwa masyarakat Indonesia masih dikepung oleh pangan Impor, yaitu beras, gula, sayur mayur serta kedelai kita masih impor."  Ujarnya. 

Apalagi, lanjut Rahmad, tanah Indonesia merupakan tanah subur yang terletak di Pulau Jawa. Jokowi mesti fokus kepada tanah Jawa untuk meningkatkan swasembada pangan nasional. [agus]

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…