Menanti Data Inflasi, IHSG Kembali Menguat

NERACA

Jakarta  - Minimnya sentiment positif membuat perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jum’at akhir pekan kurang bergairah. Namun kondisi ini mampu membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) membuat balik arah dan menguat tipis 4,57 poin atau 0,09% ke posisi 5.149,88. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 0,50 poin atau 0,06% ke posisi 886,33.

Kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, indeks BEI berbalik arah ke area positif setelah dalam sepanjang perdagangan bergerak melemah,”Indeks BEI masih mendapat sentimen positif dari pelaku pasar asing yang masih melakukan aksi beli,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia mengharapkan bahwa data ekonomi Indonesia yang akan dipublikasi Senin awal pekan ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dapat kembali membuka potensi IHSG bergerak menguat lebih tinggi,”Rilis data ekonomi disinyalir akan cukup bagus setelah pemerintah merealisasikan kenakan harga BBM subsidi," katanya.

Oleh karena, pergerakan IHSG Senin awal pekan diproyeksikan masih berada dalam tren menguat yang ditopang sentiment data inflasi dan ekonomi dari BPS. Dalam data BEI, tercatat pelaku pasar saham asing membukukan beli bersih (foreign net buy) Jum’at akhir pekan sebesar Rp28,755 miliar.

Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 194,415 kali dengan volume mencapai 5,632 miliar lembar saham senilai Rp3,945 triliun. Dari 10 sektor, yang menguat dan melemah sama rata. Sektor yang menguat paling tajam adalah infrastruktur yaitu 1,5%. Sementara sektor yang melemah paling dalam adalah perdagangan yaitu minus 0,49%.

Saham yang menguat signifikan dan menjadi top gainers antara lain Gudang Garam (GGRM) naik Rp 575 menjadi Rp 61.175, Inti Agri Resources (IIKP) naik Rp 540 menjadi Rp 2.770, dan Samudera Indonesia (SMDR) naik Rp 525 menjadi Rp 13.700. Sementara saham-saham yang melemah dan masuk jajaran top losers di antaranya Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 450 menjadi Rp 24.000, Indocement (INTP) turun Rp 250 menjadi Rp 24.675, dan Logindo Samudramakmur (LEAD) turun Rp 250 menjadi Rp 4.000.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng ditutup melemah 16,83 poin (0,07%) ke 23.987,45, indeks Nikkei naik 211,35 poin (1,23%) ke 17.459,85, dan Straits Times menguat 15,27 poin (0,48%) ke posisi 3.355,21.

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup terkoreksi 17,387 poin (0,34%) ke level 5.127,928. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 3,937 poin (0,44%) ke level 882,903. Beberapa aksi ambil untung terjadi di lantai bursa, menyasar saham-saham yang sudah naik tinggi. Indeks sektor perkebunan terkoreksi cukup dalam.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 104.172 kali dengan volume 5,118 miliar lembar saham senilai Rp 2,399 triliun. Sebanyak 111 saham naik, 147 turun, dan 79 saham stagnan. Bursa-bursa regional sesi pertama rata-rata menguat, hanya pasar saham Hong Kong yang melemah. Rencana stimulus pemerintah Tiongkok memberi sentimen positif.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 1.125 ke Rp 5.675, Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 950 ke Rp 5.700, Siloam (SILO) naik Rp 150 ke Rp 13.600, dan Bali Towerindo (BALI) naik Rp 90 ke Rp 2.240. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Agro (AALI) turun Rp 575 ke Rp 23.875, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 500 ke Rp 60.100, Hm Sampoerna (HMSP) turun Rp 450 ke Rp 69.500, dan Matahari (LPPF) turun Rp 350 ke Rp 14.900.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka turun tipis 5,67 poin atau 0,11% menjadi 5.139,64 sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 1,42 poin (0,16%) menjadi 885,41. Kata Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, IHSG BEI bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah di tengah aksi 'wait and see' investor terhadap pengumuman data ekonomi Indonesia pada pekan depan,”Mulai tipisnya kenaikan pada perdagangan kemarin memberikan ruang terbatas bagi IHSG untuk dapat bergerak naik. Tetap, mencermati sentimen yang ada dan waspadai potensi pembalikan arah," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa kembalinya mata uang rupiah yang terdepresiasi terhadap dolar AS menambah sentimen negatif bagi indeks BEI. Reza berharap, laju bursa saham global yang bergerak stabil menahan tekanan indeks BEI lebih dalam. Di sisi lain, masih positifnya ekspektasi investor asing terhadap Indonesia juga diharapkan dapat menopang indeks BEI berada dalam area positif.

Dirinya sudah memproyeksikan, IHSG Jum’at akhir pekan akan berada di kisaran 5.128-5.164 poin. Sementara itu, bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 60,23 poin (0,25%) ke level 23.944,05, indeks Nikkei naik 156,27 poin (0,91%) ke level 17.404,77. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…