Muluskan Restrukturisasi Utang - Lagi, Bumi Resources Lepas Saham Ke Asing

NERACA

Jakarta- Pasca dikabulkannya restrukturisasi utang tiga anak perusahaannya oleh pengadilan Singapura, kini PT Bumi Resources Tbk (BUMI) diberi waktu enam bulan untuk segera merampungkan restrukturisasi utang anak usaha. Oleh karena itu, salah satu unit usaha perseroan yakni PT Bumi Resources Investment (BRI) akan menjual sahamnya untuk restrukturisasi utang. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (27/11).

Direktur & Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava mengungkapkan, pada 21 November 2014, BRI (pihak penjual) telah menandatangani conditional share purchase agreement (CSPA) dengan Jainson Holdings Hong Kong Limited (pihak pembeli),”BRI menjual 500 saham atau setara dengan 50% saham Leap Forward Resources Limited yang secara tidak langsung memiliki PT Fajar Bumi Sakti, perusahaan pemilik konsesi batu bara termal,”paparnya.

Dileep melanjutkan, penjual dan pembeli telah menyepakati nilai transaksi dari rencana penjualan saham ini adalah maksimum sebesar USD140 juta untuk pembayaran utang perseroan kepada kreditur tertentu,”Transaksi penjualan saham ini dilakukan menyusul restrukturisasi utang perseroan sebelumnya dan penerbitan saham baru (right issue) yang belum lama ini dirampungkan," tutur dia.

Adapun transaksi tersebut termasuk dalam kategori transaksi material, namun merupakan material yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-614/BL/2011.

Merespon hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Haryajid Ramelan mengapresiasi dan hal ini diyakini akan diapresiasi positif oleh investor. Namun, hal ini akan terjadi jika perseroan menjalankan restrukturisasi utang sesuai dengan mekanisme yang benar,”Restrukturisasi utang yang dijalankan BUMI harus dilakukan, jika langkah itu lolos, maka akan diikuti oleh emiten lain,”ungkapnya.
Menurut Haryajid, tidak mudah bagi BUMI dalam meyakinkan investor luar dan lokal ketika restrukturisasi utang itu dijalankan. Tapi, langkah restrukturisasi utang ini diyakini AAEI akan berjalan baik. Namun demikian, ketika restrukturisasi tersebut berjalan baik, maka saham BUMI dan grup Bakrie lainnya akan tumbuh secara perlahan-lahan, dari posisi saham yang ada saat ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, total utang BUMI mencapai US$ 3,73 miliar hingga September 2014, utang yang terbesar mencapai US$ 1,03 miliar berasal dari Country Forest Limited Facility yang merupakan lembaga keuangan yang dibawah naungan China Investment Corporation (CIC). Utang kepada Guaranteed Convertible Bond I sebesar US$ 375 juta, Guaranteed Senior Secured Notes sebesar US$ 300 juta, Credit Suisse 2010 Facility - 2 (Amended & Restated) sebesar US$ 117,5 juta. Guaranteed Senior Secured Notes II sebesar US$ 700 juta, UBS AG Facility sebesar US$ 62,5 juta. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…