First Media Tambah Saham di Bolt - Tingkatkan Layanan Untuk Mendulang Laba

NERACA

Jakarta – Ekspansi bisnis PT First Media Tbk (KBLV) terus berkembang pesat seiring dengan aksi korporasi yang dilakukan perseroan guna meningkatkan pelayanan dalam rangka mendulang untung yang lebih banyak lagi. Teranyar, perseroan telah melakukan penyertaan di PT Mitra Mandiri Mantap (MMM), pemilik layanan internet Bolt, yang mengembangkan layanan internet supercepat.

Dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (24/11), Wakil Presiden Direktur PT First Media Tbk, Irwan Djaja menyebutkan bahwa penyertaan dilakukan pada 20 November 2014 lalu sejumlah 49,14% di Mitra Mandiri Mantap, namun Irwan tidak menjelaskan secara rinci nilai penyertaan.

Penyertaan ini dibuat berdasarkan Akta Penyertaan Keputusan Rapat No.50 tanggal 20 November di hadapan notaris Charles Hermawan S.H. Sejak tahun 2013 perseroan dan Internux telah melakukan kerja sama jaringan 4G yang mengembangkan layanan internet Bolt. Sebelumnya perseroan baru menguasai 18% saham PT Mandiri Mantap.

Irwan Djaja pernah bilang, divestasi yang dilakukan perseroan beberapa waktu lalu atas 11% saham anak usahanya, PT Link Net Tbk (LINK) bakal mengubah struktur laba perseroan. Jika menggunakan asumsi kinerja KBLV hingga semester I tahun ini, maka kenaikannya hingga puluhan kali lipat,”Laba bersih pasca divestasi mencapai Rp 8,04 triliun,"ungkapnya.

Artinya, laba bersih tersebut meningkat 75 kali lipat dibanding laba bersih KBLV semester I-2014 yang sebesar Rp 107 miliar. Selain laba bersih, aksi korporasi ini juga membuat struktur aset dan ekuitas perseroan. Masih menggunakan asumsi yang sama, aset KBLV pasca transaksi menjadi Rp 9,68 triliun dari sebelumnya Rp 5,55 triliun. Sementara, posisi ekuitas pasca divestasi berubah menjadi Rp 8,45 triliun dari sebelumnya Rp 3,75 triliun.

Namun, perubahan tersebut, khususnya pada laba bersih KBLV, sifatnya hanya untuk jangka pendek. Sebab untuk periode-periode berikutnya, hasil kinerja LINK tidak lagi dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan KBLV mengingat KBLV tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas.

Sebagai catatan, divestasi 11% saham tersebut terbagi kedalam dua porsi besaran. Porsi pertama, sebesar 7,45% didivestasi melalui skema private placement, sementara sisanya sebesar 3,55% dilepas dalam bentuk hak opsi untuk pihak ketiga, yakni Credit Suisse. Saat ini KBLV mengempit 41% saham LINK. Sementara ALD memiliki 49% saham dan pemegang saham yang diwakili OCBC Securities Pte. Ltd sebanyak 7%. Nah, jika hanya private placement yang dieksekusi, maka KBLV akan menguasai sekitar 33,6% saham di LINK. Tapi, jika hak opsinya ikut dieksekusi maka perseroan akan menggenggam 30% saham LINK.

Tapi, setidaknya divestasi ini dapat memperkuat permodalan KBLV untuk beberapa waktu kedepan mengingat perolehan dana yang diperoleh cukup besar. Jika hanya opsi pertama yang diekskusi, KBLV memperoleh duit Rp 1,36 triliun. Sementara, jika hak opsi pihak ketiganya ikut dieksekusi, maka KBLV bakal meraup Rp 2 triliun. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…