Lunasi Utang, BUMI Jual Saham Fajar Bumi

NERACA

Jakarta– Berbagai macam cara di lakukan manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) untuk memulihkan kepercayaan investor sebagai pemegang saham untuk meningkatkan likuiditas, kali ini perseroan fokus mengurangi beban utang dengan cara menjual 50% saham PT Fajar Bumi Sakti (FBS), perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Timur.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, disebutkan, sesuai rencana, dana hasil penjualan akan digunakan untuk melunasi utang sebesar US$ 130 juta. Manajemen Bumi Resources mengungkapkan, saham Fajar Bumi akan dialihkan kepada Jainson Holding Hong Kong Limited. Pengalihan saham akan dilakukan melalui Bumi Resources Investment dan Leap Forward Resources Limited.

Dijelaskan, perseroan telah meneken perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement/CSPA). Perjanjian tersebut memiliki long stop date selama enam bulan untuk menyelesaikan proses transaksi. Fajar Bumi tercatat memiliki konsesi seluas 8.250 hektare (ha) ha dengan total cadangan batu bara sebesar 335 juta ton. Perseroan mengelola dua area tambang, yakni Loa Lulung dan Tabang.

Aksi penjualan aset tersebut merupakan bagian dari komitmen perseroan untuk merestrukturisasi utang. Aksi ini juga dilakukan guna mengurangi beban bunga dan memperkuat struktur keuangan perseroan. Saat ini, perusahaan yang dikendalikan keluarga Bakrie itu tengah berkutat membayar utang senilai total US$ 2 miliar. Perseroan pun melakukan sejumlah aksi korporasi guna mendapatkan dana.

Bulan lalu, perseroan melangsungkan penawaran umum terbatas saham (rights issue) senilai US$ 314 juta. Perseroan menerbitkan 15,8 miliar saham baru atau setara 43,1% dari total modal disetor. Sementara itu, harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 250 per saham. Nilai rights issue Bumi Resources itu lebih rendah dibandingkan rencana semula yakni US$ 700 juta. Perseroan membatalkan penerbitan 16,3 miliar saham baru senilai US$ 356 juta. Langkah tersebut terpaksa diambil akibat kekurangan permintaan atau undersubscription.

Disebutkan, emisi yang dibatalkan meliputi saham senilai US$ 275 juta untuk melunasi utang, serta US$ 48 juta dan US$ 32,58 juta untuk merealisasikan proyek Gallo Oil Ltd dan PT Gorontalo Minerals. Dana hasil rights issue yang berhasil diraup Bumi Resources hanya cukup untuk beberapa keperluan perseroan.

Sebanyak US$ 14 juta digunakan untuk modal kerja, sedangkan sebesar US$ 150 juta dialokasikan untuk pelunasan sebagian fasilitas pinjaman China Investment Corporation (CIC). Adapun sisa US$ 150 juta lagi digunakan untuk melunasi seluruh utang kepada Castleford Investment Holdings Ltd.

Selain itu, perseroan semula berniat untuk membayar kontraktor tambang menggunakan dana rights issue. Sebanyak US$ 48 juta untuk pengembangan Blok 13 dan Blok R2 dalam konsesi hidrokarbon Gallo Oil Ltd, sedangkan US$ 32,58 juta digunakan untuk feasibility study tambang tembaga dan emas milik Gorontalo Minerals. Namun, rencana itu kandas. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…