Pergerakan IHSG Berpeluang Kembali Menguat

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) hanya ditutup naik tipis 4,455 poin (0,09%) ke level 5.053,943. Sementara Indeks LQ45 ditutup menguat tipis 1,701 poin (0,20%) ke level 867,218. Belum adanya kejelasan soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah, membuat keraguan para investor untuk bertransaksi lebih besar lagi.

Kata analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, kembali masuknya investor asing ke pasar saham diikuti penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS yang menahan IHSG BEI bergerak di area negatif,”Capital inflow yang masih terjadi di pasar saham domestik memberikan sinyal bahwa minat investor asing masih cukup besar terhadap pertumbuhan pasar modal kita. Namun, kondisi IHSG BEI masih berada dalam fase konsolidasi sehingga penguatannya cenderung terbatas," katanya di Jakarta, Senin (17/11).

Menurut dia jika pelemahan dolar AS terhadap rupiah terus berlanjut maka ruang bagi indeks BEI untuk melanjutkan penguatan cukup terbuka. Dirinya memperkirakan, perdagangan saham di BEI Selasa masih memiliki potensi melanjutkan kenaikan meski dengan rentang pergerakan pendek di kisaran 5.032-5.094 poin.

Pada perdagangan awal pekan, saham-saham unggulan jadi incaran investor, terutama di sektor komoditas dan konsumer. Beberapa saham lapis dua yang dijual jadi penghambat laju IHSG. Investor asing belanja saham di pasar negosiasi, membuat transaksinya di seluruh pasar menjadi pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 444,2 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat net sell sebesar Rp 17,7 miliar.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 191.605 kali dengan volume 4,327 miliar lembar saham senilai Rp 4,56 triliun. Sebanyak 156 saham naik, 144 turun, dan 78 saham stagnan. Ekonomi Jepang yang masuk resesi jadi sentimen negatif di mata pelaku pasar Asia. Bursa-bursa regional pun kompak jatuh ke zona merah sore hari.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 700 ke Rp 18.350, Unilever (UNVR) naik Rp 600 ke Rp 31.050, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 325 ke Rp 12.300, dan Samudera Indonesia (SMDR) naik Rp 300 ke Rp 11.900. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 18.650, Plaza Indonesia (PLIN) turun Rp 425 ke Rp 2.200, Adira Finance (ADMF) turun Rp 350 ke Rp 7.650, dan Tower Bersama (TBIG) turun Rp 250 ke Rp 9.200.

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup naik 10,512 poin (0,21%) ke level 5.060,000. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,214 poin (0,26%) ke level 867,731. Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 102.605 kali dengan volume 2,058 miliar lembar saham senilai Rp 1,833 triliun. Sebanyak 141 saham naik, 111 turun, dan 84 saham stagnan.

Bursa-bursa regional rata-rata melemah hingga siang. Ekonomi Jepang yang masuk resesi jadi sentimen negatif di mata pelaku pasar Asia. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp 60.825, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 700 ke Rp 18.350, Lippo Insurance (LPGI) naik Rp 300 ke Rp 4.600, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 23.550.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain United Tractor (UNTR) turun Rp 575 ke Rp 18.625, Adira Finance (ADMF) turun Rp 275 ke Rp 7.725, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 225 ke Rp 11.375, dan Warran Bali (BALI-W) turun Rp 160 ke Rp 1.630. Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka terkoreksi 12,18 poin atau 0,24% menjadi 5.037,30 sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,06 poin (0,35%) ke level 862,45.

Kata Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, laju IHSG BEI diawal sesi bergerak tertekan di tengah pergerakan bursa saham di kawasan regional yang bervariasi. Menurut dia, posisi IHSG BEI masih rawan terkoreksi menyusul minimnya sentimen-sentimen positif dari dalam negeri maupun eksternal,”Waspadai potensi pelemahan di pasar saham domestik. IHSG BEI diperkirakan berada pada rentang level 5.028-5.072 poin pada Senin ini," ungkapnya.

Sementara itu, tim analis teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya memperkirakan bahwa indeks BEI akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat di kisaran 4.963-5.088 poin pada awal pekan ini (Senin, 17/11).

Sentimen dalam negeri, dikemukakan bahwa pasar akan mencermati sidang yang akan digelar Presiden Joko Widodo dengan kabinetnya untuk menindaklanjuti hasil KTT APEC, KTT ASEAN, dan pertemuan G20 di Tiongkok, Myanmar, dan Australia."Setidaknya sudah ada 10 negara yang menawarkan kerja sama investasi dengan Indonesia," katanya.

Selain itu, lanjut dia, Presiden juga akan membahas tentang percepatan pembangunan infrastruktur serta rencana penaikan harga BBM bersubsidi. Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka menguat 5,04 poin (0,02%) ke 24.092,42, indeks Nikkei turun 370,56 poin (2,12%) ke 17.120,27, dan Straits Times melemah 8,23 poin (0,25%) ke posisi 3.307,32. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…