Investasikan Dana US$ 10 Juta - Toba Bara Bangun Pabrik Pengolahan Sawit

NERACA

Jakarta - PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) bakal membangun pabrik pengolahan minyak sawit mentah (palm oil mill) tahun depan. Biaya pembangunan pabrik tersebut diperkirakan mencapai US$ 10 juta, atau sekitar Rp 120 miliar.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Toba Bara Sejahtera, Pandu Sjahrir mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan biaya tersebut, perseroan masih memiliki plafon pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI)."Pinjaman tersebut didapatkan perseroan pada pertengahan tahun ini," kata Pandu di Jakarta, Rabu (12/11).

Mulai tahun depan, perseroan bakal lebih fokus meningkatkan kinerja anak usahanya di sektor perkebunan sawit, yaitu PT Perkebunan Kaltim Utama (PKU). Namun, budget belanja modal (capital expenditure/ capex) untuk ekspansi di sektor perkebunan sawit tersebut belum bisa dipublikasikan. Pada kuartal III-2014, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$ 389,7 juta, meningkat sebesar 31% dari periode sama tahun sebelumnya.

Toba Bara juga berhasil meraup laba tahun berjalan sebesar US$ 30,9 juta, atau meningkat 60% dari periode sama tahun lalu. Sementara itu, produksi batubara perseroan hingga kuartal III-2014 tercatat meningkat sebesar 39,1% menjadi sebesar 6,4 juta ton. Perseroan menargetkan produksi batubara hingga akhir tahun ini hingga sebanyak 7,8 juta ton."Sedangkan volume penjualan batubara meningkat sebesar 38,6% menjadi sebesar 6,1 juta ton dari periode sama tahun lalu sebanyak 4.4 juta ton," ujarnya.

Dengan target produksi batu bara akhir tahun 7,8 juta ton. Maka dengan begitu, sisa batu bara yang harus diproduksi untuk memenuhi target tersebut sekitar 800.000-1,4 juta ton. Naiknya produksi di ikuti dengan bertambahnya volume penjualan batu bara pada periode yang sama sebesar 38,6% menjadi 6,1 juta ton dari 4,4 juta ton.

Hingga akhir September 2014, persreoan telah menjual 90-95% batu baranya dengan menggunakan kontrak fixed price. Batu bara tersebut dijual ke sejumlah negera, terutama ke China, Taiwan, Korea Selatan, dan India. Disebutkan, naiknya angka penjualan 31% pada akhir kuartal tiga tahun ini juga mendorong kenaikan laba bersih.

Untuk meningkatkan profitabilitas, perseroan melakukannya melakukan pengelolaan biaya dan menjaga tingkat produksi batu bara yang sustainable. Pengelolaan biaya dapat dilakukan dengan lebih baik lantaran lokasi ketiga konsesi saling bersebelahan, sehingga dapat dilakukan infrastructure sharing dan sinergi.

Sebagai informasi, saat ini belanja modal yang telah diserap perseroan sebesar US$10,23 juta dan yang dianggarkan tahun ini US$ 15,5 juta. Dimana penggunaan dananya, sekitar 51% terutama untuk pembebasan lahan serta peralatan dan fasilitas operasional. Hingga periode September 2014, perseroan telah bangun pabrik pengolahan kelapa sawit PKU dimana proses pembangunan melakukan penyiapan tapak pabrik, kapasitas pabrik kelapa sawit yang sedang dibangun adalah 30 ton/jam. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…