Tantangan dan Harapan Pembangunan Perumahan di Era Indonesia Baru

Rangkaian kegiatan Rakernas REI 2014 akan diisi dengan Seminar Nasional dengan narasumbersejumlah Menteri  Kabinet Kerja, Ketua DPD RI, Gubenur Bank Indonesia, Dirjen Pajak, dan Komisioner OJK. Rakernas REI juga akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah terkait kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di era Indonesia Baru.

 

NERACA

Jakarta — Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Realestat Indonesia (REI) tahun 2014 merupakan agendatahunan organisasi REI yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP). Rakernas diikuti oleh anggota REI seluruh Indonesia. Salah satu tujuan Rakernas adalah mengevaluasi, merumuskan program-program kerja REI dan menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman. Rakernas REI 2014 akan berlangsung di HotelBorobudur, Jakarta pada 18-20 November 2014.

Eddy Hussy, Ketua umum DPP REI mengatakan rangkaian kegiatan Rakernas REI direncanakan akan dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo. “Kami sudah mengundang Presiden. Kehadiran Presiden yang sekaligus akan memberikan arahan, sangat penting guna mendorong semangat peserta Rakernas dan para pemangku kepentingan dibidang perumahan dan permukiman untuk bersama-sama membantu pemerintah menyediakan hunian yang layak dan terjangkau sesuai program kerja pemerintah di Kabinet Kerja,” terangnya.

Apalagi katanya di era Indonesia baru, banyak program pemerintah yang pro rakyat yang harus didukungan. Sehingga supaya program tersebut bisa optimal maka pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan mesti sering bertemu untuk menyamakan persepsi. Saat ini tambah Eddy, beberapa kebijakan/regulasi yang dibuat sudah tidak lagi sesuai dengan iklim usaha dan kenyataan di lapangan. Akhirnya banyak kendala yang terjadi, khususnya dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

 “Nah, pada ajang Rakernas REI kami mencoba membedah hal tersebut. Mendengarkan masukan dari para pengambil kebijakan dan suara pengembang dari berbagai daerah. Untuk kemudian hasilnya akan disampaikan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan dalam bentuk Pokok-Pokok Pikiran REI,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

Di Tengah Penurunan Iklim Usaha, Industri Pengolahan Masih Ekspansif

NERACA Jakarta - Konflik yang masih terus berlangsung di Timur Tengah, yaitu antara Iran-Israel, Israel-Palestina, maupun yang tengah terjadi di…

Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

NERACA Surabaya – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Salah satu…

HIP BBN Bioetanol Mei 2024 Dipatok Rp14.528 /Liter

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE)…

BERITA LAINNYA DI Industri

Di Tengah Penurunan Iklim Usaha, Industri Pengolahan Masih Ekspansif

NERACA Jakarta - Konflik yang masih terus berlangsung di Timur Tengah, yaitu antara Iran-Israel, Israel-Palestina, maupun yang tengah terjadi di…

Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

NERACA Surabaya – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Salah satu…

HIP BBN Bioetanol Mei 2024 Dipatok Rp14.528 /Liter

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE)…