Pemerintah Diminta Lebih Utamakan Peningkatan SDM - Kerjasama dengan Tiongkok

NERACA

Jakarta – Pemerintah Indonesia baru saja menandatangani 12 MoU dengan Tiongkok terkait dengan kerjasama perdagangan dan investasi. Namun begitu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W.Kamdani meminta agar pemerintah bisa mengutamakan pengembangan kualitas industri Sumber Daya Manusia (SDM) ketimbang investasi.

“Saat ini pemerintah perlu mencarikan industri asing yang mau menerima produk Indonesia sebagai produk supply chain. Seharusnya negara bisa mendorong percepatan pengembangan kapasitas dan kapabilitas SDM dan Industri Indonesia dalam program government to government,” ungkap Shinta di Jakarta, Selasa (11/11).

Peningkatan kerja sama, menurut Shinta, harus melingkupi aspek transfer teknologi dalam bidang penghiliran industri logam dan reverse engineering technology serta membuat kesepakatan tentang saling menghargai atas intelectual property rights. “Aspek teknologi memungkinkan proses subtitusi impor, sehingga ketergantungan impor bahan baku dapat terus ditekan,” paparnya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Tiongkok di Indonesia sebesar US$498 juta dengan 167 proyek selama Januari hingga September 2014. Realisasi investasi Tiongkok masih jauh di bawah negara Asia lain, seperti Singapura, Malaysia, Jepang ataupun Korea Selatan.

Hadirnya investasi asal negeri tirai bambu dianggap relevan setelah Presiden Joko Widodo mempersilakan investor untuk bermain di beberapa sektor seperti logistik, energi, transportasi, dan konstruksi dalam sambutannya di hadapan pengusaha-pengusaha Tiongkok pada rangkaian agenda APEC.

Dalam keterangan sebelumnya, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto yang ikut menemani Presiden Joko Widodo ke Beijing menyatakan bahwa Indonesia harus mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya dari kerjasama ini. “Sekarang Indonesia perlu berusaha mendapatkan kemanfaatan kerjasama regional maupun bilateral secara optimal bagi kemakmuran rakyat, seperti dengan China yang sebenarnya hubungan kerjasamanya sudah terjalin lama,” katanya.

Suryo mengatakan, kerjasama regional ASEAN juga terus berkembang secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal pada tahun 2015 nanti akan diberlakukan ASEAN Economic Community, sedangkan secara horizontal kerjasama antara ASEAN dengan negara-negara lain terus berkembang. Selain dengan China, ASEAN juga mendapat lamaran kerjasama dengan Jepang, Korea, India, Uni Eropa, Australia dan juga dengan Amerika Serikat.

Kadin Indonesia, kata dia, akan melakuan upaya-upaya serta melakukan orientasi kerjasama dengan negara lain, khususnya dengan China yang dinilai cukup strategis.  “Adanya keinginan Pemerintah China membangun Jalan Sutera Abad 21 kita menyambut baik sebagai dorongan untuk mempercepat visi Indonesia sebagai Negara Maritim,” kata Suryo. Sebagaimana diketahui Jalan Sutera di  masa lalu membentang dari daratan China ke laut di Asia Tenggara, termasuk lautan di kepulauan nusantara. Ke depan, pihaknya mengharapkan agar kerjasama antara Indonesia dan China harus lebih produktif, seimbang dan sejajar.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa kerjasama diantara kedua negara harus saling menguntungkan dan memperhatikan kualitas. Jokowi mengatakan, kerjasama diantara Indonesia dengan China dilakukan untuk mempercepat pembangunan. Dia pun mengatakan akan membangun 24 pelabuhan yang tersebar di daerah-daearah Indonesia.

Jokowi juga mengungkapkan pembangunan di sektor transportasi. Menurutnya, investasi di sektor transportasi agar transportasi untuk logistik dan orang lebih murah, pemerintah berencana membangun jalur rel kereta api, tidak hanya di Pulau Jawa, melainkan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. “Inilah kesempatan bapak dan ibu semuanya untuk masuk ke investasi ini,” kata Jokowi.

Selain kereta, pemerintah juga akan membangun serta merenovasi sejumlah airport penerbangan di sejumlah daerah. Pasalnya, saat ini terminal-terminal yang tersedia masih relatif kecil. Rutenya pun masih terbilang pendek. Kemudian mengenai pelabuhan. Menurut Jokowi, dengan kondisi wilayah 2/3 nya adalah laut, pemerintah juga berencana membangun dan memperluas 24 pelabuhan dalam lima tahun ke depan. Seaport dan deep seaport itu dibangun untuk memperlancar arus barang baik ke luar negeri maupun antarpulau. "Ini juga kesempatan yang bisa bapak-ibu masuki dalam memperbaiki infrasturktur yang ada di Indonesia," imbuhnya.

Selain itu peluang untuk investasi lainnya adalah pembangunan powerplant karena daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya masih kekurangan listrik. "Di power plant ada masalah perizinan dan pembebasan lahan. Dulu perizinan mengurus power plant bisa mencapai 2 tahun, 4 tahun bahkan 6 tahun. Ini masalah besar yang harus diselesaikan, kita akan ada kantor perizinan one stop service untuk investasi,” kata Jokowi.

Hingga saat ini, lanjut dia, masih ada defisit neraca perdagangan yang besar karena impor minyak masih tinggi sehingga ke depan Indonesia akan mencoba menaikkan lifting produksi minyak. Sementara untuk hasil pertambangan, Indonesia akan menjual barang dengan minimal setengah jadi dan barang jadi.

Sementara itu, pada acara yang dihadiri 170 pengusaha Indonesia dan 150 pengusaha China tersebut, telah ditandangani 12 Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama di berbagai sektor seperti logistik, transportasi, pertambangan, energi, industri gula tebu dan kawasan industri.

Di sektor logistik telah ditandatangani MoU antara PT Zadasa dengan Shen Zhen Tian He Wei Hang dengan investasi mencapai US$ 5,510 juta. MoU lainnya adalah PT Resteel Industry dengan China Railway Construction, PT Eka Sampoerna Sukses dengan Fujian Yinhai Group dengan investasi mencapai US$ 1,3 juta, Maspion Group dengan Shining Resources total investasinya mencapai US$ 100 juta untuk pembangunan smelter.

Selain itu, ada juga Global Sukses Group, Cahaya Sukses International dengan Fujian Tian Mao dengan investasi US$ 1,5 juta, PT Wijaya Infrastruktur Indonesia dengan Golden Mega International Holdings mencapai US$ 120 juta, PT Integral Mining Nusantara dengan Jiangsu Wei-Wei Mining mencapai US$ 775 juta, PT Sinar Sukses Mandiri dengan zhong Ji Hao mencapai US$ 306 juta, PT Indonesia Energy Prima dengan SDIC International Trade mencapai US$ 350 juta, PT Kayan Hydro Energy dengan Shanghai Electric Power mencapai US$ 17,8 miliar, PT Adaro Power dengan China Shenhua Overseas, PT MAESA Optimalah Mineral dengan Vansun Holding Group.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…