Investor Asing Berkurang 43,92% - Pemegang Saham Mulai Tinggalkan BUMI

NERACA

Jakarta – Dituding banyak melakukan wanprestasi dan terlebih belum pulihnya harga komoditi di pasar dunia, seperti batu bara menjadi alasan bagi investor asing melepas sahamnya di PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Tercatat per Oktober 2014, kepemilikan modal asing di saham perseroan turun 398.942.500 lembar atau setara 43,92%. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (11/11).

Penurunan tersebut jika dibandingkan dengan data September 2014 yang tercatat sebesar 16.485.281.379 lembar atau setara 31,12%. Begitu juga dengan kepemilikan pemodal lokal yang turun 15.946.207.073 lembar. Data September 2014, pemodal lokal perseroan tercatat sebanyak 36.486.888.621 lembar, sementara per Oktober 2014 tercatat sebesar 20.540.681.548 atau setara 56,08%.

Adapun pemegang saham perseroan beberapa di antaranya yakni Credit Suisse AG SG branch dengan jumlah saham sebesar 8.477.485.702 lembar saham atau setara 23,15%. Kemudian dimiliki oleh PT Damar Reka Energi sebesar 2,3 miliar lembar saham atau setara 6,28%. Serta PT Karsa Daya Rekatama sebesar 5.359.171.300 atau setara 14,63%. Total keseluruhan jumlah saham yang beredar yakni 16.136.657.002 lembar.

Analis pasar modal dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe pernah bilang, kepercayaan investor terhadap perusahaan BUMI sudah hilang. Hal tersebut tercermin dari minimnya dukungan pemegang saham atas rencana perseroan yang bakal menerbitan saham baru atau rights issue,”Banyak faktor yang bikin saham BUMI tidak laku. Investor mulai kehilangan kepercayaan sama BUMI, kinerjanya masih belum membaik, laporan keuangannya selalu bermasalah,"ujarnya.

Lebih lanjut, Kiswoyo menilai buruknya kinerja BUMI ini juga dikarenakan manajemen perseroan yang tidak dapat mengelola perusahaan dengan baik. Dirinya menilai sangat kecil kemungkinan perombakan manajemen BUMI, meski para petinggi BUMI tersebut tidak menciptakan kinerja yang positif.”Saya juga bingung. Orang ingin ganti manajemen total karena manajemen sekarang sudah banyak merugikan investor. Tadikan niatnya mau tingkatkan aset, tapi sampai sekarang tidak bisa dan manajemennya susah sekali untuk diganti. Bahkan, tidak mungkin diganti,”tandasnya.

Asal tahu saja, manajemen BUMI merasa diabaikan oleh para pemegang saham ditengah kondisi sulit likuiditas yang dihadapi saat ini, “Kalau kami akan menerbitkan right issue ini tidak di subscribe ini mencermintan tidak ada pemegang saham yang mendukung kami. Publik hanya menyerap 11.530.427 saham. Waktu saya sulit di mana mereka?" kata Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk Aris S Hudaya.

Dia menyatakan kekecewaannya terhadap para pemegang saham yang tidak menyerap saham baru atau right issue yang akan dilakukan perseroan. Perseroan terpaksa membatalkan penerbitan saham baru senilai US$ 275 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun karena mengalami kekurangan permintaan (undersubscription).

Lebih lanjut, Aris melihat bahwa jika hanya sejumlah pihak yang mengambil bagian dalam rights issue PT Bumi Resources Tbk antara lain publik sejumlah 11,53 juta saham. Lalu perusahaan milik grup Bakrie, Long Haul Holding Ltd melalui mekanisme debt to equity conversion sejumlah 6,9 miliar saham.Castleford Holding Ltd melalui mekanisme debt to equity conversion sejumlah 6,9 miliar saham dengan PT Damar Reka Energi sebagai agen fasilitas castleford.

Kemudian PT Danatama Makmur sebagai pembeli siaga menyerap sekitar 2,04 miliar saham. Aris menuturkan bahwa hal ini menandakan bahwa para pemegang saham tidak percaya dengan perseroan."Ini berarti pemegang saham tidak percaya dengan kami," lanjutnya. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…