Tukar Guling Saham DSSA Diperpanjang

NERACA

Jakarta – Aksi korporasi PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) guna meningkatkan likuiditas perseroan berupa tukar guling saham atau share swap-nya dengan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Singapura (SGX), United Fiber System Ltd (UFS) ditargetkan rampung di Februari 2015.

Direktur Dian Swastatika, Sentosa Hermawan Tarjono mengungkapkan, perseroan telah memperpanjang batas akhir pemenuhan syarat (long stop date) transaksi tukar guling saham (share swap) dengan United Fiber System menjadi tanggal 31 Maret 2015,”Transaksi senilai 1,87 miliar Singapur dolar ini ditargetkan rampung Februari 2015. Kita masih menunggu keputusan dari Bursa Efek Singapura," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, perseroan menargetkan dapat menyelesaikan transaksi ini pada Maret 2014 kemarin, namun hingga saat ini Dian Swastatika belum juga mendapatkan restu dari otoritas Bursa Efek Singapura (SGX). Lebih lanjut, dia menuturkan belum selesainya transaksi ini membuat valuasi buku PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menjadi kadaluwarsa. Akhirnya, perseroan harus membuat valuasi baru untuk masa satu tahun ke depan. Untuk perpanjangan perjanjian ini, perseroan menggunakan valuasi buku 31 Juni 2014.

Catatan saja, dalam RUPS sebelumnya yang digelar pada akhir Desember 2013 lalu disetujui bahwa perseroan akan mengambil alih sebanyak 94,06% saham UFS di harga 0,0019 dollar Singapura per saham. Selanjutnya perseroan akan membayar akuisisi tersebut dengan 66,99 persen saham salah satu entitas usahanya, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) di harga Rp 3.735 per saham.

Adapun maksud dari transaksi ini adalah untuk menjadikan UFS sebagai investment holding bagi cucu usaha perseroan. Nilai pengalihan saham dari Golden Energy Mines kepada UFS setara dengan nilai akuisisi saham milik Dian Swastatika Sentosa terhadap UFS.

Dian Swastatika dan UFS dalam rencana transaksi sebelumnya sama-sama menggunakan laporan keuangan Juni 2013 untuk mengeksekusi aksi korporasi tersebut. Perseroan sendiri sudah memperoleh restu dari para pemegang saham pada 31 Desember 2013 lalu. Berhubung izin dari SGX belum keluar, nampaknya UFS harus mengganti laporan keuangan sebagai dasar valuasi transaksi.

Hal ini merupakan akibat masa berlaku laporan keuangan UFS yang sudah kedaluwarsa. Kendati demikian, namun valuasi saham atas transaksi ini tidak berubah. Di samping menggunakan valuasi baru, Hermawan menambahkan perseroan juga harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham kembali pada tanggal 1 Desember 2014 guna mendapatkan persetujuan kembali dari pemegang saham. Namun, hal tersebut baru dapat dilakukan jika transaksi tukar guling saham ini sudah mendapatkan persetujuan dari otoritas Bursa Efek Singapura.

Selain itu, perseroan juga bakal mendirikan perusahaan baru bernama PT Innovate Mas Utama. Hal ini dilakukan untuk membentuk subholding bisnisnya di sektor multimedia. Innovate Mas Utama sendiri merupakan usaha yang dimiliki anak usaha Dian Swastatika bernama PT DSSA Mas Sejahtera. Nama subholding baru perseroan ini mirip dengan layanan jasa internet fiber to the home (FTTH) yang ditawarkan oleh cucu usahanya, PT Mora Quatro Multimedia (MQM). (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…