Banyumas Bakal Disulap Jadi Sentra Gurame - Perikanan Budidaya

NERACA

Banyumas - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto, mengatakan, Jawa Tengah merupakan penyumbang terbesar untuk komoditas ikan gurame, dan Kabupaten Banyumas memberikan kontribusi 20% terhadap produksi ikan gurame di provinsi tersebut. Padahal potensi Banyumas jika dikembangkan bisa memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian produksi ikan gurame.

"Kita berkonsentrasi ke daerah untuk peningkatan produksi di sektor perikanan budidaya dan akan fokus kepada daerah-daerah yang punya potensi besar, salah satunya adalah Banyumas yang bisa dijadikan sentra produksi komoditas ikan gurame," kata Slamet saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (25/10).

Untuk itu, selain demfarm (budidaya percontohan) yang sudah dilakukan, ke depan direktorat yang Slamet pimpin akan memberikan bantuan kepada Banyumas untuk mesin pembuatan pakan. Sehingga biaya produksi terutama untuk pakan ikan bisa ditekan. "Pakan memang menjadi masalah utama bagi para pembudidaya, terutama untuk pembudidaya kecil, karena 70% biaya produksi budidaya habis untuk pakan. Makanya kami ingin memberikan bantuan berupa alat mesin pembuat pakan yang nantinya akan dikelola oleh kelompok tani sehingga pembudiaya bisa beli dengan harga murah, sehingga produksi bisa terus ditingkatkan," ujarnya.

Mengingat, sambung dia lagi, bahwa ikan gurame merupakan salah satu komoditas air tawar unggulan dan ekonomis penting yang mempunyai harga cukup tinggi serta memiliki peluang pasar baik lokal maupun ekspor yang terbuka lebar. “Teknologi pembenihan dan pembesaran ikan gurame sudah dikuasai dan terbuka lebar untuk berbudidaya gurame melalui beberapa segmentasi usaha seperti pemeliharaan larva, pendederan hingga pembesaran. Rantai produksi gurame yang berjenjang ini, menjadikan usaha gurame menjadi lebih menguntungkan karena dapat mempersingkat waktu pemeliharaan yang pada akhirnya mempercepat mendapatkan hasil dari penjualan produksi masing-masing segmen,” imbuh Dirjen Slamet.

Slamet Soebjakto mencontohkan, dari penebaran 15 ribu ekor benih gurame ukuran 200 gr/ekor, dan dibudidayakan selama 4–5 bulan, akan diperoleh keuntungan sekitar Rp 65 juta rupiah. Hal ini sesuai dengan hasil survei Badan Pusat Statistik bahwa penghasilan rumah tangga perikanan khususnya perikanan budidaya lebih tinggi dibandingkan dengan penghasilan rumah tangga pertanian. "Ini sejalan dengan komitmen kami (Pemerintah) untuk meningkatkan taraf kehidupan para pembudidaya nasional," ucapnya.

Adapun sampai dengan saai ini  produksi ikan gurame nasional mengalami peningkatan sebesar 19,86 % per tahun sejak tahun 2009 sampai dengan 2013. Pada tahun 2009, produksi gurame adalah 46.254 ton dan meningkat menjadi 94.605 ton pada 2013. Kabupaten Banyumas merupakan salah satu sentra produksi gurame dengan produksi pada 2012 mencapai 3.057 ton atau sekitar 20% dari total produksi gurame di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2012.

Untuk lebih meningkatkan produksi gurame di Kabupaten Banyumas, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) melaksanakan kegiatan percontohan atau demfarm di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.

Melalui kegiatan percontohan, kata Slamet, pihaknya menerapkan teknologi terkini dalam berbudidaya gurame. Ini merupakan bagian dari penerapan Total Akuakultur dalam berbudidaya gurame. Penggunaan teknologi di semua rantai produksi gurame, mulai dari penggunaan benih yang bermutu, pakan yang berkualitas, manajemen kualitas air sesuai.

Apalagi  memasuki Pasar Bebas ASEAN (ASEAN Economic Community), menurut dia, peningkatan kualitas produksi perikanan budidaya menjadi mutlak untuk dilakukan. Maka dari itu wajib hukumnya terus meningkatkan produksi perikanan disentra-sentra perikan sebagai langkah peningkatan produksi dalam menghadapi pasar bebas ASEAN nanti.

“Sekali lagi bahwa penerapan Good Aquaculture Practices (GAP) melalui CBIB sangat mendukung peningkatan kualitas produksi gurame. Ditambah lagi dengan input teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisisen sebagai bagian dari Total Akuakultur akan mampu mewujudkan perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture) yang mampu diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus sebagai penggerak perekonomian. Oleh karenanya dengan terus membuka daerah maupun wilayah sentra-sentra produksi perikanan salah satunya di Banyumas ini," paparnya.

Fokus Satu Komoditas

Pada kesempatan yang sama Bupati Banyumas Ahmad Husain menuturkan daerah yang dia pimpin memiliki wilayah di antara pegunungan sehingga potensi pengembangan sektor perikanan budidaya sangat tinggi. “Dan kami (Pemerintah Daerah) sangat siap memberikan pendampingan baik anggaran maupun dukungan yang lain untuk memajukan sektor perikanan di Kabupaten Banyumas. Perhatian pusat terhadap Kabupaten Banyumas untuk dijadikan sentra perikanan saya pribadi sangat mengapresiasi. Tapi saya menginginkan ingin fokus untuk satu komoditas dulu dalam jangka pendek ini," katanya.

Bupati Ahmad menginginkan satu komoditas yang memang sudah berjalan, dan saat ini yang memang sudah kelihatan ikan gurame. “Kami bersama dengan pusat nanti akan terus coba kembangkan gurame dulu biar masyarakat berhasil baru kita kembangkan komoditas yang lain sambil berjalan. Satu hal yang ingin saya kejar adalah masyarakat bisa menikmati hasil dari kerja mereka, jadi yang ada hasilnya saat ini gurame biarkan ini berkembang maju dulu baru yang lain mengikuti sambil di sini nanti dinas perikanan melakukan uji coba untuk komoditas lain jika memang berhasil biarkan nanti masyarakat bisa meneruskan untuk kesejahteraan meraka," ujarnya.

Alasannya, ungkap Bupati Ahmad, biasanya masyarakat menganggap, sesuatu yang belum menguntungkan dan belum diujicobakan tidak akan pernah diminati. Sebaliknya, sesuatu yang sudah menghasilkan dan dianggap berhasil baru menarik perhatian mereka lalu mau mencobanya. "Saya juga tidak mau jika nanti masyarakat banyak menanggung rugi, makanya fokus aja dengan yang sudah berhasil saat ini," ucapnya.

Meski demikian, lanjutnya, Kabupaten Banyumas sudah sangat siap meningkatkan pengembangan komoditas perikanan berbagai jenis. “Tapi memang secara teknis orang perikanan pusat maupun daerah yang lebih memahami, dan Banyumas mau dikembangkan menjadi sentra ikan apa saja kami tetap mengikuti asal menguntungkan dan bisa memberikan makan untuk masyarakat Banyumas. Kami (Pemda) siap memberikan dukungan sepenuhnya. Kami siap Banyumas mau dibuat apa saja, asal masyarakatnya sejahtera. Kami siapkan dan barang tentu kami berikan fasilitas bahkan kami siapkan anggarannya agar tidak mengandalkan dari pusat saja, tapi daerah juga memberikan pendampingan," tukasnya.

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…