Perkuat Hulu-Hilir Kegiatan Usaha Perikanan Budidaya - Desa Jadi Tempat Utama Produksi

 

NERACA

Bandung – Perkembangan industri perikanan budidaya di Indonesia kini semakin pesat. Hal ini tercermin dari pengingkatan produksi dan kualitas produk perikanan yang dihasilkan oleh para pembudidaya nasional. Itu sebabnya, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan lebih serius lagi membangun sub sektor perikanan budidaya dengan memperkuat koneksi rantai produksi dalam kegiatan usaha dari tingkat hulu hingga ke hilir.

“Kita tentu berharap bahwa perikanan budidaya yang kita cintai ini dapat terus eksis dan menjadi perhatian penuh oleh semua pihak, baik pemerintah, kalangan dunia usaha, perbankan, maupun pelaku usaha,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto kepada wartawan pada acara Pendampingan Akses Pembiayaan Perbankan Dalam Mendukung Industrialisasi Perikanan Budidaya Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

Untuk itu, ke depan, sebut Dirjen Slamet, orientasi pembangunan perikanan budidaya diharapkan akan lebih fokus dalam mengembangkan hinterland yang menjadi penopang minapolis sehingga terwujud koneksitas antara kegiatan usaha hulu ke hilir. Konsekuensinya, sambung dia, semua faktor produksi beserta turunannya, baik yang menjadi bagian langsung dalam proses produksi maupun sebagai pelengkap dalam kegiatan usaha, harus komprehensif dipenuhi secara kuantitas dan kualitas serta tersedia secara kontinyu.

Di mata Slamet Soebjakto, pengembangan desa menjadi penting mengingat sebagian besar sumber produksi dan kegiatan usaha perikanan budidaya ada di desa. Harapannya, agar dapat memperkuat kegiatan ekonomi dan tentunya mewujudkan kemandirian ekonomi yang kuat dan tidak keropos. “Jika konsep ini terwujud dan dapat berjalan dengan baik, dengan sendirinya ketahanan pangan, yang selama ini menjadi ikon yang cukup mengusik benak dan pemikiran kita, dapat tercipta secara alamiah,” jelas Dirjen Slamet.

Masih terkait dengan pemberdayaan masyarakat di pedesaan, menurut Slamet, secara regulasi, hal tersebut tentunya sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa serta sejalan dengan keinginan pemerintahan baru yang akan fokus dan memprioritaskan pengembangan desa sebagai pusat bisnis (center of business development).

Keseriusan membangun desa sebagai pusat bisnis, lanjut Slamet, harus ditopang oleh kondisi bahwa semua kegiatan produksi mesti dilakukan dengan konsep pengelolaan usaha secara utuh (total business management) yang dilakukan di kabupaten/kota termasuk desa di dalamnya. Dengan demikian, ketersediaan faktor produksi utama seperti benih berkualitas, pakan terjangkau, teknologi pembudidayaan ikan adaptif, akses pembiayaan, dan pembudidaya ikan terampil, mutlak diperlukan.

“Jika faktor utama ini ada yang terkendala, maka proses produksi akan terganggu sehingga berdampak pada tersendatnya arus supply and demand, yang juga berdampak pada kinerja usaha pembudidaya ikan ke depan. Untuk itu, saya mengharapkan kepada semua yang ada di sini, agar bahu membahu dan bersinergi untuk menjadi bagian dari solusi (agent of solution), bukan bagian dari masalah (king of problem maker),” papar Slamet.

Dirjen Slamet sekaligus mengapresiasi pihak perbankan yang selama ini mendukung kegiatan budidaya perikanan, terutama dari sisi akses modal. Di antara perbankan mitra Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya itu adalah Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Jabar Banten. Dia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan keduanya dalam menyalurkan pembiayaan ke perikanan budidaya sembari berharap agar kerja sama pembiayaan tersebut dapat terus berkembang pada masa mendatang.

Di sisi lain, harap Slamet, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta berbagai pihak terkait agar menjalankan fungsinya serta melakukan pendampingan dan pembinaan kepada pembudidaya ikan agar dapat menjadi mitra perbankan. “Saya ingin menyampaikan penghargaan sekaligus rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh mitra usaha dan stakeholder perikanan budidaya yang telah bergandeng tangan, tiada lelah, membangun perikanan budidaya demi kejayaan sektor kelautan dan perikanan,” bebernya.

BERITA TERKAIT

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…