Kemendag Genjot Ekspor ke Eropa Lewat Expro - Perdagangan Luar Negeri

NERACA

Jakarta - Kegiatan  EXPRO on Food Ingredients yang akan dilaksanakan di Prancis dan Jerman pada 19–25 Oktober 2014 diharapkan mampu menggenjot ekspor Indonesia ke negara negara Eropa. Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari kerja sama pengembangan ekspor untuk sektor Food Ingredients  dan Home Décor & Home Textile antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan dan  Center for the Promotion of Imports from Developing Countries  (CBI) yang telah ditandatangani pada tahun 2012.

"Saya berharap EXPRO mampu menaikkan nilai tambah ekspor produk kita ke Eropa,". tegas Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak dalam keterangan yang diterima, akhir pekan kemarin.

EXPRO merupakan  export marketing and management training  yang bertujuan meningkatkan pengetahuan akan pasar  food ingredients di Eropa melalui pelatihan, kunjungan ke pameran SIAL di Paris, kunjungan ke perusahaan dan  retailers consumer store di Jerman, serta workshop penyusunan Export Marketing Plan (EMP) untuk para pelaku usaha dan  Sector Export Marketing Plan (SEMP) untuk Business Support Organizations (BSOs) yaitu perwakilan kementerian/lembaga/asosiasi.

Diharapkan kegiatan ini mampu memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta mengenai kondisi pasar, selera konsumen, dan persaingan usaha di sektor. food ingredients di Eropa. Ia mengharapkan di akhir kegiatan ini para peserta telah mampu merumuskan strategi pemasaran produk food ingredients yang dapat diterapkan dan tepat sasaran.

Selain diikuti oleh Indonesia, EXPRO on Food Ingredients  juga akan diikuti oleh peserta dari Filipina dan Vietnam yang merupakan negara mitra kerja sama CBI untuk sektor  food ingredients  di kawasan Asia. Peserta Indonesia untuk kegiatan EXPRO on Food Ingredients 2014  terdiri dari 16 perusahaan  food ingredients, perwakilan Kementerian Perdagangan cq. Ditjen PEN, perwakilan Kementerian Perindustrian, dan perwakilan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI).

Sebanyak 16 perusahaan tersebut adalah perusahaan yang telah lulus seleksi CBI untuk mengikuti CBI Export Coaching Program, yaitu PT. Profil Mitra Abadi, PODA Cooperative, Aliet Green, PT. Yuasa Berkah Makmur, CV. Ateutamount, PT. Haraka Kitri Endah, Coffee Luwak of Bintuhan, PT. Essaroma Indonesia, PT. Gunung Hijau Masarang, CV. Gayo Mandiri Coffee, PT. Mitra Kerinci, KSU Bale Dana Mesari, PT. Visi Karya Agritama, Koperasi Mitra Malabar, PT. Latransa Citra, dan CV. Inkoi Rajawali.

Keikutsertaan Kementerian Perdagangan bersama dengan Kementerian Perindustrian, AKSI, dan lembaga terkait lainnya dalam kegiatan ini bertujuan memfinalisasi penyusunan dokumen Sector Export Marketing Plan on Specialty Coffee yang merupakan salah satu target dari kerja sama antara Ditjen PEN dan CBI. Pemilihan sektor  specialty coffee sebagai produk unggulan  food ingredients Indonesia yang akan didorong ekspornya secara khusus oleh pemerintah dan asosiasi bekerja sama dengan CBI didasarkan pada  unique selling points  kopi Indonesia yang memiliki banyak jenis kopi dengan indikasi geografi (single-origin coffee).

Tercatat sebanyak tujuh  single-origin specialty coffee  Indonesia diakui oleh dunia internasional yaitu Kopi Gayo (Aceh), Kopi Java Preanger (Jawa Barat), Kopi Ijen (Jawa Timur), Kopi Kintamani (Bali), Kopi Bajawa (Flores, NTT), Kopi Toraja (Toraja, Sulsel), dan Kopi Kalosi (Enrekang, Sulsel).

Pasar Kopi Terbesar

Nus menyampaikan bahwa Uni Eropa (UE-28) merupakan pasar kopi terbesar di dunia.  "Nilai impor kopi pada tahun 2013 mencapai USD 14,5 miliar atau 50% dari total impor dunia. Namun demikian, Indonesia baru mengambil 2,6% dari pasar kopi di Uni Eropa,"  katanya.

Sehubungan dengan hal tersebut dan mempertimbangkan keunikan kopi Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain, Ditjen PEN bersama dengan kementerian/lembaga asosiasi terkait sepakat untuk menggenjot ekspor kopi bernilai tambah ke pasar Uni Eropa, khususnya kopi dengan indikasi geografis yang telah memenuhi persyaratan sertifikasi dan standar lainnya.

Dokumen SEMP on specialty coffee ini akan memuat komitmen rencana kerja setiap kementerian/lembaga/asosiasi selama periode 2014-2017 dalam pengembangan dan pemasaran produk specialty coffee  premium Indonesia dengan indikasi geografis ke pasar Eropa sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Diharapkan dokumen ini dapat menjadi pedoman/ guideline dalam harmonisasi kegiatan seluruh  stakeholders sektor kopi Indonesia.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…