Target Pendapatan Akhir Tahun - Martina Berto Pasang Angka Konservatif

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2014, menjadi tahun terberat bagi PT Martina Berto Tbk (MBTO). Pasalnya, ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan depresiasi nilai tukar rupiah memberikan dampak bagi kinerja emiten bidang kecantikan ini. Oleh karena itu, tahun ini perseroan memasang target pendapatan lebih konservatif atau sebesar Rp 650 miliar. Dimana angka ini naik tipis dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 641 miliar.

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk, Bryan David Emil mengatakan, perseroan optimis bahwa hingga akhir tahun ini target tersebut akan dapat tercapai,”Target kami pendapatan jadi Rp 650 miliar. Kami optimis ini akan tercapai," katanya di Jakarta, kemarin.

Bila pendapatan hanya naik tipis, sebaliknya target laba tahun 2014 dipatok sebesar Rp 15 miliar hingga 20 miliar. Angka ini lebih kecil dibandingkan laba tahun lalu sebesar Rp 21,54 miliar. Tercatat pada semester pertama tahun ini, pendapatan perseroan telah mencapai sekitar 50% dari target yakni Rp 308,18 miliar. Sementara itu, laba perseroan pada semester pertama tahun ini baru sebesar Rp 3,9 miliar.

Dijelaskan, beberapa faktor yang membuat kinerja Martina Berto cenderung stagnan bahkan melambat. Salah satunya adalah dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pada tahun 2013 lalu perseroan juga terkena dampak dari pelemahan rupiah, kenaikan upah buruh, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat perseroan harus menaikkan harga jual.

Namun ternyata, kenaikan harga jual produk MBTO memengaruhi daya beli konsumennya sehingga membuat kinerja MBTO melempem di tahun 2013. Disamping itu, kata Bryan, pihaknya menyampaikan pengunduran jadwal rencana pembentukan perusahaan patungan yang sebelumnya ditargetkan selesai tahun ini, mundur hingga awal tahun depan.

Dirinya belum bisa menjelaskan alasan molornya rencana bikin perusahaan patungan. Hanya yang pasti, pada aksi korporasi tersebut, Martina Berto menjadi investornya dan menganggarkan dana sebesar Rp 21 miliar. Nantinya perseroan berharap dapat menjadi pemegang saham mayoritas anak usaha tersebut,”Jadi dana sebesar Rp 21 miliar itu untuk usaha patungan ini. Kami melakukan kerja sama ini dengan perusahaan asal Indonesia yang bergerak di bidang perlengkapan kecantikan. Kami mau punya 51-60% saham di JV itu,”ungkapnya.

Menurut Bryan, perseroan akan menggunakan dana sisa dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang sebesar Rp 250 miliar. Saat ini, lanjut Bryan, sisa dana IPO MBTO masih ada sekitar Rp 30 miliar. Dana tersebut dialokasikan sebagai dana belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun ini."Capex tahun ini plus-minus Rp 30 miliar yang kami anggarkan. Rencananya, capex akan digunakan untuk pembentukan JV sebesar Rp 21 miliar tadi. Sisanya, itu nanti untuk modal kerja kami tahun ini," ujar Bryan. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…