Kuartal III 2014 - Kredit Mikro Danamon Stagnan

NERACA

Jakarta - Kredit usaha mikro PT Bank Danamon Indonesia, Tbk melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) sebesar Rp19,7 triliun pada kuartal III 2014. Artinya, posisi kredit usaha mikro Danamon tidak mengalami perubahan alias stagnan dari periode yang sama tahun lalu. Sementara kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) meningkat 11% menjadi Rp22,5 triliun dari kuartal III 2013.

Secara total, kredit Danamon untuk segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 30% dari seluruh kredit Danamon. “Kompetisi yang semakin ketat dalam segmen mass market, terutama segmen kredit mikro menghasilkan lingkungan operasional yang menantang,” ujar Vera Eve Lim, Chief Financial Officer Danamon, di Jakarta, Kamis (16/10).

Adapun untuk memaksimalkan peluang dan meningkatkan efisiensi di segmen UMKM, perseroan telah melakukan beberapa inisiatif, termasuk pengkajian model operasional unit kredit mikro. Selain itu, imbuh Vera, kredit untuk segmen komersial tumbuh sebesar 15% di sepanjang sembilan bulan tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp17 triliun.

Sementara kredit untuk segmen korporasi tumbuh sebesar 7% menjadi Rp18 triliun pada kuartal III 2014. Pertumbuhan kredit Danamon pada sembilan bulan pertama di 2014 disertai dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) berada pada posisi 2,4% pada akhir September 2014, dibandingkan dengan 2,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Danamon membukukan pertumbuhan pada giro dan tabungan (current accounts and savings/CASA) sebesar 6% dibandingkan sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi Rp50 triliun. Dengan pertumbuhan ini, giro dan tabungan berkontribusi sebesar 43% dari total dana pihak ketiga (DPK) Danamon.

Deposito atau time deposit tumbuh sebesar 19% menjadi Rp65,8 triliun. Dengan demikian, total pendanaan Danamon, yang mencakup CASA, deposito, dan dana jangka panjang (long term funding), tumbuh sebesar 10% dibandingkan sembilan bulan pertama di 2013 menjadi Rp144 triliun.

“Pertumbuhan pendanaan yang stabil dan pertumbuhan kredit yang melamban menghasilkan rasio loan to deposit yang membaik secara signifikan, sehingga membuka ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut,” tambah Vera.

LDR membaik

Pada akhir September 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau regulatory loan to deposit ratio (LDR) mencapai 91,3%, membaik secara signifikan dibandingkan 99% pada akhir September 2013.

Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan Danamon secara konsolidasi (consolidated loan to total funding) berada pada posisi 85,9% pada akhir September 2014 dibandingkan 88,4% pada periode yang sama tahun lalu.

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasi Danamon berada pada posisi 17,9% sementara CAR stand alone berada pada posisi 18,2% pada akhir September 2014.

“Kuartal ketiga adalah masa yang menantang bagi perekonomian Indonesia. Dapat dilihat dari turunnya harga komoditas dan lemahnya kinerja ekspor yang membatasi ruang untuk ekspansi bisnis. Tentu saja berdampak kepada turunnya permintaan kredit, sehingga kami mencetak pertumbuhan yang konservatif,” tandasnya. [ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…