Harga Naik, Penjualan Makanan Minuman Naik Tipis

NERACA

Jakarta – Sepanjang semester pertama 2011, penjualan makanan dan minuman meningkat tipis sebesar 6% dibanding penjualan pada periode yang sama tahun 2010. Tetapi jika dilihat dari penjualan per bulan, kenaikannya itu terasa signifikan, yaitu sekitar 30%.

“Yang paling laris biskuit dan sirup. Biskuit itu kan bukan hanya sebagai sajian untuk tamu, kita suka mengkonsumsi sendiri. Jadi wajar kalau dia (biskuit) paling tinggi” kata Sekretaris Jendral Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani saat dihubungi NERACA, Kamis.

Menurut Franky, produk lokal masih mendominasi pasar dibanding makanan impor. Sejauh ini, produk impor hanya menguasai sekitar 5% dari total pangsa pasar. “Masyarakat lebih suka produk dalam negeri kok, jadi tidak perlu khawatir bersaing dengan produk impor,” jelasnya.

Franky menyebut, Malaysia masih menjadi pengimpor makanan dan minuman paling besar. Di banding tahun 2010, impor makanan Malaysia naik lebih dari 70% atau setara dengan US$ 11,73 juta menjadi US$ 20,6 juta dan market share-nya 24%. “Produknya biskuit. Negara pengimpor lain itu China 12,9%, Thailand 10,2%, dan Singapura 7,9%,” tuturnya.

Inflasi memang sudah biasa, sambungnya, apa lagi menjelang hari raya seperti sekarang ini. Tapi kalau menaikan harga, itu sangat tergantung produsen masing-masing. Kebijakan mereka sendiri. “Harga komoditas naik, tapi bisa saja produsen mengakali dengan pengurangan margin, mengurangi ukuran atau isi kemasan. Jadi tidak memberatkan masyarakat, karena nggak perlu naikin harga,” tuturnya.

Dalam kondisi seperti ini, Franky mengaku pesimis target pertumbuhan omzet industri makanan dan minuman tahun ini bisa tercapai. “Kita awalnya pasang target kenaikan omzet 10% sampai 13% selama tahun ini tapi kalau melihat perkembangan kinerja semester I yang kurang bagus sepertinya tidak akan sampai 10%,” terang Franky.

Apalagi, lanjutnya, salah satu penyebab rendahnya angka pertumbuhan penjualan karena harga beberapa komponen produksi seperti kemasan, terigu dan bahan bakar minyak untuk industri meningkat.

“Harga kemasan misalnya naik antara 10 – 15%. Harga terigu dan BBM industri juga naik. Itu membuat prediksi harga makanan dan minuman selama semester I 2011 terkoreksi sebesar lima persen,” papar dia.

Meski demikian Franky tetap berharap penjualan produk makanan dan minuman selama semester II tahun ini bisa lebih baik sehingga omzet tidak terlalu jauh dari target yang diinginkan. Dia yakin nilai penjualan selama semester II biasanya lebih tinggi dibanding semester I.

“Penjualan selama semester I biasanya sekitar 40% sampai 45% dari total omzet setahun dan semester II antara 55% sampai 60%. Semoga hambatan infrastruktur dan transportasi lebih rendah supaya biaya distribusi tidak terlalu tinggi dan penjualan barang bisa lebih baik,” terangnya.

Franky memperkirakan omzet industri makanan dan minuman tahun ini hanya bisa mencapai sekitar Rp650 triliun atau hanya sedikit lebih tinggi dari omzet tahun lalu yang nilainya Rp600 triliun.

Penjualan Ramadhan

Di sisi lain, Franky juga memperkirakan penjualan produk makanan dan minuman selama bulan Ramadhan tahun ini meningkat sekitar 20% dibanding nilai penjualan pada bulan-bulan biasa.

Kontribusi nilai penjualan menjelang dan selama hari raya terhadap keseluruhan omzet produk makanan dan minuman tahun ini, lanjut Franky, tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, data Nielsen Homepanel menunjukkan bahwa selama tahun 2010, belanja konsumen kelas bawah meningkat 30% pada setiap kunjungan mereka selama bulan puasa dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Kenaikan belanja barang konsumsi juga terjadi pada kelas menengah (16%) dan kelas atas (13%).

Audit retail Nielsen juga mencatat pertumbuhan 9,2% pada penjualan barang konsumen di bulan Ramadhan 2010 dibandingkan dengan tahun 2009, sedikit lebih cepat dibandingkan 7,7% pada tahun 2009.

Produk yang banyak dibeli konsumen selama bulan puasa dan menjelang Lebaran, menurut data Nielsen, meliputi biskuit campuran, wafer, sirup dan margarin.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…