Waspadai Human Papilloma Virus (HPV)

Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai bahaya infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan penyakit yang ditimbulkannya, yaitu kanker serviks, kanker vulva vagina, kanker anus. Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan berisiko terkena virus ini dan mengakibatkan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di seluruh dunia.

NERACA

Pada kasus kanker serviks misalnya, di dunia setiap setiap 2 menit seorang wanita meninggal karena penyakit ini. Sementara di Indonesia, kejadian dan tingkat kematian kanker serviks di Indonesia merupakan yang paling tinggi di Asia Tenggara dan hampir 70% ditemukan dalam kondisi stadium lanjut, dimana pada stadium lanjut tingkat keberhasilan terapi semakin kecil dan biaya yang dibutuhkan amatlah mahal.

dr. Andi Darma Putra, Sp.OG. (K) Onk, Staf Pengajar Obstetri dan Ginekologi di FKUI-RSCM mengatakan, Virus HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan lebih dari 75% kasus kanker serviks.

Di dunia, kanker ini merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker payudara. Kanker serviks dapat terjadi pada semua usia dalam kehidupan seorang wanita. Setengah dari semua wanita yang didiagnosis menderita kanker serviks berusia 35-55 tahun.

“Penularan HPV bukan hanya melalui hubungan seksual, tapi juga melalui segala aktivitas yang memungkinkan adanya kontak kelamin dengan orang yang terinfeksi. Semua orang yang memiliki aktivitas seksual yang melibatkan kontak kelamin bisa terinfeksi HPV,” tuturnya.

Menurutnya bisa saja seseorang mendapatkan virus tersebut tanpa melakukan hubungan seksual.Banyak orang yang telah terpapar HPV dalam tubuhnya namun mungkin tidak menunjukkan tanda atau gejala, bahkan mereka dapat menularkan virus tanpa menyadarinya. Oleh karena itu, kesadaran akan penyakit ini masih sangat perlu untuk ditingkatkan.


Sedangkan Riset terbaru dari AC Nielsen tentang awareness masyarakat terhadap HPV, kanker serviks dan kutil kelamin pada Oktober-November 2013 menyebutkan, pengetahuan dan kesadaran masyarakat Jakarta terhadap HPV masih sangat rendah, hanya 2%.

dr. Andi Darma Putra mengatakan, pengetahuan dan kesadaran masyarakat Jakarta terhadap kutil kelamin juga masih minim, hanya 6%. Dari yang aware kutil kelamin, hanya 8% masyarakat Jakarta yang tahu bahwa kutil kelamin disebabkan oleh HPV dan yang merasa berisiko terkena penyakit ini mencapai 44%. Namun kesadaran masyarakat Jakarta terhadap kanker serviks sudah cukup tinggi, yaitu 78%.


Menanggapi hasil riset terbaru tersebut, dr. Farida Zubier, SpKK. (K), Ketua Kelompok Studi IMS Indonesia dan Staf Pengajar di FKUI-RSCM mengemukakan, ”Pemahaman tentang HPV dan penyakit yang ditimbulkannya ini penting diketahui sehingga masyarakat tahu bagaimana cara menghindarinya,” tuturnya.

Selain menyebabkan kanker serviks, jenis HPV yang lain, yaitu HPV tipe jinak 6 dan 11 dapat menimbulkan penyakit kutil kelamin atau genital warts. Penyakit ini bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan.


“Kutil kelamin dapat memberikan beban psikologis dan rasa malu. Di samping itu, karena virus seringkali masih ada di dalam tubuh walaupun telah diobati, kutil dapat muncul kembali dan membutuhkan pengobatan berulang. Infeksi HPV tipe jinak yang menetap atau persisten juga dapat menjadi ko-faktor dengan HPV tipe ganas yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker,” tuturnya.


dr. Suria Nataatmadja, Medical Affaris Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia mengatakan, mengingat prevalensi penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh HPV baik di dunia maupun di Indonesia sangat tinggi, informasi tentang HPV dan penyakit yang ditimbulkannya tentunya sangat diperlukan. Menyadari pentingnya sosialisasi ini, MSD terus mendorong diseminasi informasi kepada masyarakat luas termasuk di dalamnya membangun kesadaran tentang pentingnya pencegahan.


Berbicara tentang pencegahan infeksi HPV, dr. Andi mengemukakan, “Vaksinasi HPV adalah tindakan pencegahan yang paling efektif terhadap infeksi HPV. Vaksinasi HPV quadrivalent diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus HPV dan memberikan perlindungan terhadap kanker serviks, kutil kelamin, prakanker vulva vagina dan prakanker anus,” paparnya.

Mengingat tingginya angka kejadian infeksi virus HPV di Indonesia, kami mendorong agar masyarakat melakukan vaksinasi ini. Banyak negara yang telah melaporkan keberhasilan program vaksin nasional HPV quadrivalent dalam menurunkan kejadian kanker serviks dan kutil kelamin seperti Australia, New Zealand, Denmark, Swedia, Amerika dan Jerman. 

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…