Pengurangan Subsidi BBM Harus Jadi Prioritas

NERACA

 

Jakarta - Pengamat energi Komaidi Notonegoro mengatakan prioritas utama 100 hari pemerintahan baru Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan menaikkan harganya.

"Tidak ada lagi yang lain. Segera menaikkan harga BBM dalam 100 hari," kata Wakil Direktur Eksekutif ReforMiner Institute itu di Jakarta, Selasa (14/10)

Menurut Komaidi, harga BBM bersubsidi baik premium maupun solar sebaiknya dinaikkan masing-masing Rp1.500 dan Rp2.500 per liter, sehingga menjadi sama Rp8.000 per liter pada November 2014.

Harga premium bersubsidi yang kini dijual di stasiun pengisian bahan bakar umum adalah Rp6.500 dan solar Rp5.500 per liter.

Lalu, lanjut dia, pada Maret 2015, pemerintah menaikkan lagi harga BBM Rp1.500 per liter, sehingga harga premium dan solar menjadi Rp9.500 per liter.

"Namun, kalau pemerintah siap dengan kompensasi dan risikonya, maka bisa dinaikkan sekaligus menjadi Rp9.500 per liter pada November 2014," katanya.

Komaidi menambahkan sebagai kompensasi kenaikan harga BBM tersebut, pemerintah perlu menyiapkan bantuan berupa paket kebutuhan pokok murah yang diberikan kepada masyarakat yang paling terkena dampak selama satu tahun sejak Oktober 2014.

Ia tidak setuju kompensasi kenaikan harga BBM berupa bantuan langsung tunai (BLT).

"Jika diberikan dalam bentuk uang, seringkali terjadi salah penggunaan oleh penerimanya," ujarnya.

Menurut dia, dengan kompensasi kebutuhan pokok murah selama setahun maka diharapkan bisa menekan guncangan daya beli masyarakat pascakenaikan harga BBM.

Komaidi juga mengatakan beban subsidi BBM sudah semakin besar sehingga pemerintah tidak mempunyai dana yang cukup membangun sektor-sektor yang lebih memerlukan seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar.

"Dengan kenaikan harga BBM maka bisa dialihkan kepada sektor yang lebih penting seperti pendidikan dan kesehatan," ujarnya.

Beban subsidi BBM yang dialokasikan dalam APBN 2015 mencapai sebesar Rp194,2 triliun. [agus]

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…