Optimisme Pasar, IHSG Masih Tren Menguat

NERACA

Jakarta – Meskipun transaksi perdagangan Selasa tidak begitu ramai dibandingkan awal pekan kemarin, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesi (BEI) mampu mempertahankan penguatan yang terjadi pada perdagangan sesi pertama. Disebutkan, aksi beli selektif terhadap saham-saham murah jadi pendorong naiknya IHSG.

Berikutnya, indeks BEI Rabu diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatan seiring optimisme pelaku pasar soal susunan kabinet pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla yang mengakomodir keinginan pasar. Tercatat mengakhiri perdagangan saham, indeks BEI ditutup naik tipis 9,529 poin (0,19%) ke level 4.922,582. Sementara Indeks LQ45 menguat tipis 3,041 poin (0,37%) ke level 831,344. Aksi beli didominasi investor lokal. Pelaku pasar asing masih melepas saham, transaksinya tercatat (foreign net sell) senilai Rp 435,162 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 182.422 kali dengan volume 3,697 miliar lembar saham senilai Rp 4,078 triliun. Sebanyak 144 saham naik, 129 turun, dan 97 saham stagnan. Bursa-bursa di Asia mengakhiri perdagangan dengan kompak melemah. Bursa Efek Indonesia menjadi satu-satunya pasar modal yang menguat di Asia.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mayora (MYOR) naik Rp 800 ke Rp 30.400, Unilever (UNVR) naik Rp 425 ke Rp 30.925, Matahari (MPPA) naik Rp 275 ke Rp 3.000, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 200 ke Rp 56.800. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Taisho (SQBI) turun Rp 1.000 ke Rp 327.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 650 ke Rp 22.300, Trikomsel (TRIO) turun Rp 330 ke Rp 1.270, dan Bank Mayapada (MAYA) turun Rp 305 ke Rp 1.525.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup naik 10,083 poin (0,21%) ke level 4.923,136. Sementara Indeks LQ45 menguat 3,165 poin (0,38%) ke level 831,468. Indeks sempat menanjak ke titik tertingginya di level 4.941. Saham-saham yang sudah terkoreksi tajam alias murah langsung dibeli investor.
Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 95.522 kali dengan volume 2,151 miliar lembar saham senilai Rp 2,191 triliun. Sebanyak 123 saham naik, 112 turun, dan 91 saham stagnan. Beberapa bursa regional berhasil balik arah positif bersama Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi pasar saham Jepang dan Hong Kong masih negatif.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Mayora (MYOR) naik Rp 850 ke Rp 30.450, Adira Finance (ADMF) naik Rp 400 ke Rp 11.650, Indocement (INTP) naik Rp 350 ke Rp 22.350, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 325 ke Rp 56.925. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 275 ke Rp 22.675, Asahimas (AMFG) turun Rp 250 ke Rp 6.750, Waran Inovisi (INVS-W) turun Rp 250 ke Rp 550, dan Bukit Asam (PTBA) turun Rp 200 ke Rp 11.975.

Padahal diawal perdagangan, indeks BEI dibuka terkoreksi 10,59 poin atau 0,22% menjadi 4.902,45, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,65 poin (0,32%) ke level 825,64,”Outlook ekonomi global yang kurang positif masih membayangi laju indeks BEI. Lembaga dana moneter internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,8% dan area Eropa akan tumbuh 1,3% di 2015," kata Head of Research Valbury, Asia Securities Alfiansyah.

Dari dalam negeri, dia mengemukakan pasar juga masih dibayangi oleh pernyataan Menteri Keuangan Chatib Basribahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 sulit mencapai 5,8%, karena perekonomian seluruh negara berkembang masih melambat dan menghadapi risiko normalisasi kebijakan moneter the Fed di tahun 2015 yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan gejolak baru.

Selain itu, lanjut dia, Investor juga sedang mencermati kondisi politik menjelang pelantikan presiden baru dan susunan kabinet dalam pemerintahan baru nanti serta rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,”Kenaikan harga BBM di satu sisi bisa mengurangi beban anggaran subsidi dan dapat dialihkan untuk hal produktif, tapi di sisi lain ada risiko meningkatnya laju inflasi tahun 2014 serta dampak sosial, termasuk penolakan atas rencana itu," paparnya.

Oleh karena itu, dirinya memperkirakan bahwa hingga pelantikan presiden-wapres terpilih, bursa saham domestik diprediksi berfluktuasi. Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa nilai tukar rupiah yang masih berada dalam area pelemahan sehingga masih membayangi laju IHSG BEI,”Sentimen global dan domestik membuat laju IHSG masih dalam fase penurunan, namun diharapkan muncul sentimen positif baru sehingga dapat menahan koreksi indeks BEI lebih dalam," katanya.

Tercatat bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka menguat 137,20 poin (0,59%) ke 23.280,58, indeks Nikkei turun 270,52 poin (1,77%) ke 15.030,35 dan Straits Times menguat 0,24 poin (0,01%) ke posisi 3.202,39. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…