Industri Kelapa Sawit Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan

NERACA

Jakarta – Sawit mulai ditanam secara komersial di Indonesia pada 1911 atau sudah berusia satu abad. Semasa pra-kemerdekaan, kebun sawit dimiliki oleh perusahaan Eropa (Inggris dan Belanda), setelah merdeka baru kemudian dinasionalisasi. Industri ini lama terbengkalai karena pada masa itu Indonesia konsentrasi mengurusi politik. Perkembangannya meningkat secara signifikan dimulai sejak Orde Baru. Luas kebun secara nasional meningkat dari 500.000 ha (1980-an) menjadi 9 juta ha (2012). Tak hanya itu, kebun rakyat juga meningkat dari 40.000 ha (1980-an) menjadi 3,6 juta ha (2012).

Perkebunan kelapa sawit berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional dan penyediaan lapangan kerja. Industri padat karya ini merupakan salah satu sumber devisa negara terbesar ke-2 setelah hasil tambang minyak bumi dan gas. Industri sawit menyumbang sekitar US$ 20 miliar per tahun dari ekspor. Sejak 2006 produksi Indonesia melampaui Malaysia dan Indonesia menjadi produsen terbesar minyak sawit.

Industri sawit menjadi besar dan semakin memberikan manfaat yang besar pula bagi perekonomian, khususnya kesejahteraan rakyat Indonesia. Industri sawit menjadi mata pencaharian bagi 4,5 juta keluarga karyawan dan petani sawit di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi yang relatif menikmati kehidupan yang lebih baik.

Pembangunan perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk mengurangi kemiskinan pembangunan khususnya di daerah pedesaan, di samping itu juga mendorong pemerataan perekonomian di daerah. Pembangunan pertanian yang berbasis perkebunan dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sehingga terjadi suatu perubahan dalam pola hidup masyarakat di sekitarnya.

Sejalan kebijakan pemerintah kepada pengusaha sawit bahwa sekurang-kurangnya memberikan 20% luas lahannya untuk masyarakat sekitar atau dikenal dengan istilah kebun plasma. Industri dan perkebunan kelapa sawit mampu memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial secara signifikan di Indonesia. Kelapa sawit merupakan produk pertanian paling sukses kedua di Indonesia setelah padi.

Industri kelapa sawit ini menjadi salah satu sumber pendapatan perkembangan ekonomi bagi sebagian besar masyarakat di pedesaan Indonesia. Industri kelapa sawit Indonesia diperkirakan akan terus berkembang pesat. Kebutuhan minyak sawit dunia mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan produksi minyak sawit saat ini diperkirakan lebih dari 45 juta ton. Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia, dengan produksi lebih dari 18 juta ton minyak sawit per tahun.

Industri ini menopang sekitar 14% PDB, Perkebunannya menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 41% penduduk Indonesia dan menjadi mata pencarian sekitar dua pertiga rumah tangga pedesaan. Dengan demikian Industri kelapa sawit merupakan kontributor yang signifikan bagi pendapatan masyarakat pedesaan.

Pada 2008, lebih dari 41% perkebunan kelapa sawit dimiliki oleh petani kecil, meskipun produktivitasnya belum optimal yaitu menghasilkan 6,6 juta ton minyak sawit. Dengan lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan lebih dari 20% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan industri kelapa sawit menyediakan sarana pengentasan kemiskinan yang tidak terbandingi. Permintaan dunia terhadap minyak sawit diperkirakan akan semakin meningkat di masa depan, minyak sawit menawarkan prospek ekonomi yang paling menjanjikan bagi Indonesia. Produksi minyak sawit dunia diperkirakan meningkat 32%  menjadi hampir 60 juta ton menjelang 2020.

Namun demikian, dalam sejarah perkembangannya industri sawit tidak terlepas dari berbagai dinamika lingkungan nasional dan global. Perubahan strategis nasional dan global tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan perkebunan harus mengikuti prinsip lingkungan perkebunan yang berkelanjutan. Pembangunan perkebunan berkelanjutan harus mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi perkebunan serta mampu menjawab tantangan-tantangan globalisasi.

Bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung-Jatinangor, PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA Group) pada Kamis siang tanggal 4 September 2014 berinisiatif untuk menyelenggarakan kegiatan Talkshow dengan tema “Pentingnya Industri Kelapa Sawit bagi Kesejahteraan Masyarakat Indonesia”. Kegiatan ini diadakan dengan maksud untuk memberikan informasi tentang perkembangan industri kelapa sawit nasional yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Acara dibuka oleh Keynote Speaker dari Dekanat Fakultas Pertanian Unpad, yang diwakili  Ir. Daud Siliwangi Saribun, M.S. Dalam pemaparan presentasinya, Daud menyampaikan bahwa saat ini perkembangan industri sawit nasional telah menjadi benteng perekonomian ditengah ancaman krisis global yang dapat terjadi kapan saja. Sektor unggulan pertanian bangsa Indonesia yang padat karya ini telah terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Tahun depan, dengan pemerintahan yang baru, tentu pemerintah akan berkonsentrasi pada sektor pertanian unggulan ini. Peluang untuk mengembangkan teknologi bahan bakar terbarukan (Bio Disel) sangat memungkinkan dilakukan dan berpotensi dalam percepatan pembangunan nasional,” ujar Ir. Daud Siliwangi Saribun, M.S di sela sambutannya penuh optimisme.

BERITA TERKAIT

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…