Gagal Terbitkan Rights Issue - Kepercayaan Investor BUMI Mulai Hilang

NERACA

Jakarta – Kekecewaan Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk Aris S Hudaya terkait minimnya dukungan pemegang saham atas rencana perseroan yang bakal menerbitan saham baru atau rights issue, dinilai analis pasar modal dari PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe adalah bentuk hilangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan,”Banyak faktor yang bikin saham BUMI tidak laku. Investor mulai kehilangan kepercayaan sama BUMI, kinerjanya masih belum membaik, laporan keuangannya selalu bermasalah,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut, Kiswoyo menilai buruknya kinerja BUMI ini juga dikarenakan manajemen perseroan yang tidak dapat mengelola perusahaan dengan baik. Ia menilai sangat kecil kemungkinan perombakan manajemen BUMI, meski para petinggi BUMI tersebut tidak menciptakan kinerja yang positif.”Saya juga bingung. Orang ingin ganti manajemen total karena manajemen sekarang sudah banyak merugikan investor. Tadikan niatnya mau tingkatkan aset, tapi sampai sekarang tidak bisa dan manajemennya susah sekali untuk diganti. Bahkan, tidak mungkin diganti,”tandasnya.

Sebelumnya, manajemen BUMI merasa diabaikan oleh para pemegang saham ditengah kondisi sulit likuiditas yang dihadapi saat ini, “Kalau kami akan menerbitkan right issue ini tidak di subscribe ini mencermintan tidak ada pemegang saham yang mendukung kami. Publik hanya menyerap 11.530.427 saham. Waktu saya sulit di mana mereka?" kata Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk Aris S Hudaya.

Dia menyatakan kekecewaannya terhadap para pemegang saham yang tidak menyerap saham baru atau right issue yang akan dilakukan perseroan. Perseroan terpaksa membatalkan penerbitan saham baru senilai US$ 275 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun karena mengalami kekurangan permintaan (undersubscription).

Lebih lanjut, Aris melihat bahwa jika hanya sejumlah pihak yang mengambil bagian dalam rights issue PT Bumi Resources Tbk antara lain publik sejumlah 11,53 juta saham. Lalu perusahaan milik grup Bakrie, Long Haul Holding Ltd melalui mekanisme debt to equity conversion sejumlah 6,9 miliar saham.

Castleford Holding Ltd melalui mekanisme debt to equity conversion sejumlah 6,9 miliar saham dengan PT Damar Reka Energi sebagai agen fasilitas castleford. Kemudian PT Danatama Makmur sebagai pembeli siaga menyerap sekitar 2,04 miliar saham. Aris menuturkan bahwa hal ini menandakan bahwa para pemegang saham tidak percaya dengan perseroan."Ini berarti pemegang saham tidak percaya dengan kami," lanjutnya.

Kendatipun BUMI tengah menghadapi krisis likuiditas, perseroan optimis target penjualan dan produksi batu bara miliknya akan dapat mencapai 100 juta metrik ton atau meningkat sebesar 10% pada tahun 2015 mendatang.

Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava pernah bilang, sepanjang tahun ini perseroan menargetkan produksi batu bara sebanyak 90 juta metrik ton. Perseroan optimis target tersebut akan tercapai mengingat hingga semester pertama tahun ini penjualan batu bara BUMI telah mencapai 44,2 juta metrik ton atau meningkat sebesar 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 39,6 juta metrik ton. Menurut Dileep, kontribusi terbesar batu bara perseroan pada tahun depan masih disumbang dari Kaltim Prima Coal (KPC). (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…