Harga Elpiji 12 Kg Baru Akan Naik Lagi 2015

NERACA

Jakarta – PT Pertamina (Persero) memastikan tidak akan menaikkan harga elpiji 12 kilogram hingga akhir 2014 karena kenaikan harga akan diberlakukan pada awal 2015. "Tahun ini sudah dua kali naik, yaitu awal Januari dan 10 September lalu, jadi tahun ini tidak ada lagi kenaikan (harga elpiji). Baru akan naik pada 2015," kata Vice President Corporate Communication PT. Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (6/10).

Meski harga elpiji 12 kg baru akan naik pada awal 2015, Ali mengatakan kenaikannya akan bertahap hingga 2016 hingga mencapai harga keekonomian. Skema kenaikan harga elpiji 12 kg ini juga sudah disampaikan dan disetujui oleh pemerintah melalui pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian ESDM, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian serta Menteri BUMN.

"Untuk elpiji, kami sudah menyusun 'road map' dan rencananya kami lakukan bertahap, yakni awal 2015, pertengahan 2015, awal 2016 dan sisanya benar-benar mencapai harga keekonomian di 2016," katanya.

Sesuai peta jalan (roadmap) yang sudah diserahkan ke pemerintah, Pertamina berencana menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp1.500 per kg pada 1 Januari 2015. Selanjutnya, harga elpiji dinaikkan Rp1.500 per kg setiap enam bulan hingga keekonomian.

Per 1 Juli 2015 naik Rp1.500 per kg, 1 Januari 2016 naik Rp1.500 per kg, dan 1 Juli 2016 naik Rp1.500 per kg. Setelah 1 Juli 2016, harga elpiji diperkirakan mencapai keekonomian. Seperti telah disampaikan sebelumnya, Pertamina menaikkan harga gas elpiji 12 kg untuk menekan kerugian atas lini bisnis tersebut.

Dijelaskan Ali, harga pokok elpiji impor saat ini mencapai Rp11.000 per kilogram. Nilai tersebut belum termasuk biaya pengisian dan transportasi sehingga total biaya produksinya jauh lebih mahal dari harga jual ke masyarakat.

Selain kondisi tersebut, harga kontrak Aramco yang ditetapkan dalam mata uang dolar Amerika Serikat juga mengalami fluktuasi yang mempengaruhi harga pokok elpiji yang didominasi oleh impor. "Memang biaya pokok elpiji sudah jauh di atas harga jual kami kepada masyarakat. Jangankan elpiji, komoditas apapun kalau beli lebih mahal dari harga jual, pasti merugi," katanya.

Pertamina akan kembali menaikan harga elpiji nonsubsidi atau tabung 12 kg secara bertahap pada awal tahun 2015 hingga 2016. "Kenaikan akan dilakukan bertahap pada awal dan pertengahan tahun 2015 serta awal tahun 2016 dan sisanya setelah itu," kata Ali Mundakir.

Ali mengatakan kenaikan harga elpiji tabung 12 kg secara bertahap ini menyesuaikan daya beli masyarakat hingga tercapai harga keekonomian atau bisa sepadan dengan biaya produksi elpiji pada tahun 2016. "Nanti harga elpiji non subsidi benar-benar sudah mencapai harga keekonomian di tahun 2016 dan akan ditentukan jumlah kenaikan harga pada awal tahun 2015 dan seterusnya," katanya.

Menurut dia kenaikan tersebut disebabkan biaya pokok elpiji sudah jauh di atas harga jual Pertamina kepada masyarakat. "Tidak hanya komoditas elpiji, komoditas apapun kalau kita beli harganya lebih mahal dari harga jual pasti merugi, sekarang harga pokok elpiji dikisaran Rp11 ribu belum termasuk biaya pengisian gas dan transport," katanya.

Sebelumnya, pada 10 September 2014 Pertamina telah menaikkan harga elpiji tabung 12 kg sebesar Rp1.500 per kg untuk menekan kerugian bisnis tersebut. Dengan kenaikan tersebut harga jual rata-rata elpiji 12 kg dari Pertamina menjadi Rp7.569 per kg dari sebelumnya Rp6.069 per kg. "Tahun ini sudah tidak ada lagi kenaikan elpiji karena sudah dua kali kenaikan pada awal tahun dan awal September," katanya.

Sebagaimana diberitakan jauh sebelumnya, Pertamina memperkirakan mengalami kerugian Rp5 triliun dalam produksi dan penyaluran liquefied petroleum gas (LPG) 12 kilogram untuk 2012. "Tahun ini diprediksi rugi Rp5 triliun dalam LPG 12 kilogram, itu kan besar. Karena itu tidak ada alasan LPG 12 kilogram itu disubsidi lagi oleh Pertamina," kata Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya.

Ia mengatakan, Pertamina akan mengajukan surat kenaikan harga LPG tersebut untuk 2013 pada minggu depan. Menurut dia jika langkah itu tidak dilakukan maka perusahaan itu akan rugi terus dalam penyaluran LPG 12 kg.

Menurut Hanung, Direksi PT Pertamina (Persero) memiliki tanggung jawab untuk menjalani perusahaan dengan mandat agar tidak rugi. Karena itu, salah satu langkah untuk menghindari kerugian berkelanjutan dari LPG itu adalah Pertamina akan mengirim surat kenaikan harga LPG. "Tidak perlu menunggu tahun depan, minggu depan kami akan tulis surat lagi untuk mengajukan kenaikan harga LPG 12 kilogram," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…