Jagung Titi, Kearifan Kuliner Lokal Dari Flores

Kuliner memang menjadi salah satu hal yang wajib dicoba saat mengunjungi tempat-tempat wisata. Apalagi bila tempat wisata tersebut memiliki kuliner yang memang wajib untuk dicicipi. Temukan kuliner khas jagung titi di Desa Weienga. Sebuah makanan yang dibuat setiap hari oleh penduduknya dengan meniti jagung atau menumbuk butiran jagung menjadi pipih seperti kripik. Sebuah keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun menggunakan peralatan yang sangat sederhana berupa periuk tanah kecil untuk menyangrai butiran jagung, batu ceper sebagai landasan untuk meniti, dan batu berbentuk lonjong  yang berfungsi sebagai penumbuk (titi).

Bahan jagung titi diambil dari hasil panen masyarakatnya, biasanya yang paling enak berasal dari jagung pulut, sedangkan agar proses menitinya lebih mudah maka digunakan jagung yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Untuk membuat jagung titibiasanya dilakukan pada subuh sampai menjelang pagi. Proses pembuatan jagung titi dimulai dengan butiran-butiran jagung pipilan disangrai dalam periuk tanah menggunakan kayu bakar yang sedikit saja, agar jagung tidak cepat gosong.

Setelahnya akan berwarna kekuningan atau sekitar 3 menit disangrai. Bila periuk tanah tadi terdengar berbunyi “kletek-kletek”maka tandanya jagung sudah siap untuk dititi. 4 butir jagung diambil langsung dari periuk dengan menggunakan tangan tanpa alas, lalu diletakkan di atas batu landasan. Butiran jagung tadi ditumbuk (dititi)menggunakan batu lonjong seberat 2 kg. Diperlukan ketepatan waktu antara meletakkan butiran jagung dan menarik telapak tangan agar tidak terpukul.

Dengan sekali titi saja maka sudah jadilah jagung titi. Jagung titi lebih nikmat disantap ditemani lawar, sejenis pangan dari ikan-ikan kecil mirip ikan teri segar yang direndam beberapa menit di dalam cuka yang ditambahkan cabe dan bawang. Dengan sendirinya ikan-ikan kecil ini akan melunak dan menjadi setengah matang. Masyarakat Desa Weienga umumnya membuat jagung titi sebagian untuk konsumsi dan sebagian lagi dijual.

Untuk keperluan konsumsi, masyarakat meniti jagung bila dianggap persediaan sudah habis, selain itu akan meniti bilamana ada pesanan. Sementara untuk dijual pemasarannya dilakukan sangat sederhana dijual kepada pemesan di sekitar desa atau di pasar lokal setempat. Umumnya penjualannya masih dalam jumlah yang terbatas dimana 3 mangkuk plastik dihargai Rp10.000,00. Datanglah ke Desa Waienga dan cicipi jagung titi untuk mengapresiasi kearifan kuliner lokal ditengah modernisasi makanan siap saji.

 

BERITA TERKAIT

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Wisata Indonesia

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…