Profit Taking, IHSG Belum Bergerak Leluasa

NERACA

Jakarta – Perburuan aksi jual investor di pasar modal memaksa indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa ditutup terkoreksi 4,43 poin atau 0,09% menjadi 5.137,58. Indeks LQ45 juga ditutup turun 1,77 poin (0,2% di posisi 873.08,”IHSG BEI bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah di tengah sentimen defisit APBN dan 'window dressing' dari dalam negeri," kata Analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, Selasa (30/9).

Dia mengemukakan, sebagian pelaku pasar saham masih mengambil posisi jual akibat sentimen negatif dari potensi defisit pada APBN 2015 yang besar bila harga bahan bakar minyak (BBM) tidak segara dinaikan dalam tiga bulan ke depan.

Di sisi lain, lanjut dia, fenomena "window dressing" mendorong beberapa perusahaan pengelola dana mulai menata posisi portofolionya menjelang akhir tahun sehingga menahan tekanan pada IHSG BEI. "Window dressing" merupakan suatu fenomena di pasar modal, yang umumnya harga saham akan meningkat, seiring spekulasi kinerja emiten lebih baik, serta positifnya data-data ekonomi menjelang akhir tahun.

Berikutnya, indeks BEI Rabu masih dihantui aksi jual dengan tren melemah. Perdagangan kemarin, banyak investor melepas saham-saham sektor perdagangan, barang konsumsi, infrastruktur, pertambangan dan konstruksi. Sedangkan saham-saham yang masih diminati adalah sektor keuangan, manufaktur, industri dasar, aneka industri, dan agrikultur.

Perdagangan berjalan normal dengan 265.299 kali frekuensi yang melibatkan 7,24 miliar saham senilai Rp 6,15 triliun. Sebanyak 148 saham menguat, 154 saham melemah, dan 86 saham stagnan. Saham-saham yang menguat signifikan dan masuk jajaran top gainers antara lain Elang Mahkota Teknologi (EMTK) naik Rp 300 menjadi Rp 6.300, Lippo General Insurance (LPGI) naik Rp 250 menjadi Rp 5.000, dan Indomobil Sukses Internasional (IMAS) naik Rp 200 menjadi Rp 4.600.

Sementara saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain Matahari Departement Store (LPPF) turun Rp 800 menjadi Rp 16.225, Siloam International Hospitals (SILO) turun 650 menjadi Rp 15.025, dan Indocement (INTP) turun Rp 300 menjadi Rp 21.550. IHSG akhirnya mengikuti laju bursa regional yang bergerak mixed cenderung melemah. Investor global masih mencemaskan rencana kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan aksi demonstrasi besar-besaran di Hong Kong.

Perdagangan sesi pertama, indeks BEI ditutup menguat 7,64 poin atau 0,15% berada di posisi 5.149,65.
Sementara Indeks LQ45 ditutup di posisi 875,66. Juga menguat 0,81 poin (0,09%). Menguatnya sesi pertama ini, dipicu sentiment positif dari pernyataan Luhut Binsar Panjaitan, penasihat senior tim Transisi Jokowi-JK membawa angin segar bagi pelaku pasar terkait kebijakan pemerintah baru yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014.

Kebijakan ini diyakini bisa menghemat anggaran sampai lebih dari Rp 150 triliun dan bisa digunakan untuk membangun infrastruktur. Dari 10 sektor saham, delapan di antaranya menguat. Saham-saham yang diburu investor antara lain sektor agrikultur, aneka industri, industri dasar, dan manufaktur. Sementara hanya ada dua sektor yang melemah yaitu pertambangan dan barang konsumsi.

Saham-saham yang menguat dan masuk jajaran top gainers antara lain Elang Mahkota Teknologi (EMTK) naik Rp 1.100 menjadi Rp 7.100, Chandra Asri Petrochemical (TPIA) naik Rp 250 menjadi Rp 3.250, dan Lippo General Insurance (LPGI) naik Rp 245 menjadi Rp 4.995. Saham-saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya adalah Matahari Department Store (LPPF) turun Rp 650 menjadi Rp 16.375, Siloam International Hospitals (SILO) turun Rp 275 menjadi Rp 15.400, dan Asahimas Flat Glass (AMFG) Rp 200 menjadi Rp 7.400.

Perdagangan kemarin terjadi 146.494 kali perdagangan yang melibatkan 2,94 miliar unit saham senilai Rp 2,78 triliun. Sebanyak 115 saham menguat, 153 saham melemah, dan 81 saham tak berubah. Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 26,19 poin atau 0,51% menjadi 5.115,81 didorong sentimen eksternal dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 5,83 poin (0,67%) ke level 869,02,”Pergerakan IHSG BEI mengikuti sentimen indeks saham Asia yang bergerak melemah pada awal perdagangan," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah.

Dia mengemukakan bahwa adanya aksi demo di Hong Kong yang menentang intervensi Tiongkok yang terlalu besar terutama di pasar keuangannya membuat indeks Hangseng terkoreksi, kondisi itu memicu indeks bursa Asia bergerak variatif dengan sebagian besar melemah, termasuk IHSG BEI,”Diharapkan situasi dan kondisi Hong Kong kondusif, sehingga bisa mengurangi tekanan bagi indeks bursa Asia pada perdagangan saham hari ini," paparnya.

Lanjutnya, situasi di Ukraina yang kini mulai mereda setelah pemerintah Ukraina dan separatis setuju melakukan gencatan senjata diharapkan menjadi sentimen positif. Terciptanya rekonsialiasi hubungan Rusia dan AS pasca krisis Ukraina, akan memulihkan kembali perekonomian Rusia dan ancaman bagi ekonomi di kawasan Eropa.

Sementara itu, Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan, meski indeks BEI kembali terkoreksi, namun IHSG BEI masih berpeluang menguat kembali menyusul beberapa saham di dalam negeri berada di area jenuh jual.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng dibuka melemah 255,10 poin (1,10%) ke 22.974,11, indeks Nikkei turun 183,83 poin (1,13%) ke 16.126,81 dan Straits Times melemah 23,67 poin (0,74%) ke posisi 3.265,50. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…