Asing Masih Dominasi Pasar Modal - Prilaku Konsumtif Picu Minimnya Investor

NERACA

Surabaya – Masih rendahnya investor pasar modal di dalam negeri ketimbang investor asing, tidak hanya melulu soal rendahnya tingkat edukasi, sosialisasi atau belum optimalnya literasi keuangan. Namun juga imbas dari prilaku masyarakat Indonesia yang lebih suka konsumtif dalam membelanjakan penghasilanya dari pada berinvestasi.

Pengamat pasar modal dari BNI Securities, Reza Fairuz mengatakan, masyarakat Indonesia yang suka konsumtif juga bagian dari penyebab populasi investor lokal di pasar modal hingga saat ini masih relative kecil,”Total investor lokal yang masuk pasar modal hingga kini masih sekitar 420.000 orang, sangat kecil dibanding populasi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa,”ujarnya di Surabaya, kemarin.

Menurutnya, imbas dari masih rendahnya investor lokal di pasar modal adalah dominasi investor asing tiap tahunnya terus tumbuh. Tercatat, sekitar 70-80% investor asing menguasai pasar modal dalam negeri. Oleh karena itu, untuk memacu peran investor lokal di bursa perlu langkah kongkrit edukasi lebih intensif dan berkelanjutan dari pemangku kepentingan,”Kami bersama PT Bursa Efek Indonesia terus melakukan edukasi dan sosialisasi gerakan cinta pasar modal guna mendongkrak investor lokal,”tandasnya.

Dari kegiatan itu, kata Reza, BNI Securities menargetkan bisa menggaet sedikitnya 1.200 nasabah (investor) baru hingga akhir tahun ini. Hingga kini, BNI Securities memiliki lebih kurang 15.000 nasabah terdaftar dan 6.000 nasabah baru.

Senada dengan Reza Fairuz, Direktur Operasional PT Karya Sapta Manunggal sebagai penyelenggara pelatihan pasar modal, Eko Sudarsono mengatakan, pihaknya mengagendakan program pelatihan di delapan kota hingga akhir 2014, sebagai bagian untuk mengedukasi masyarakat tentang investasi pasar modal,”Sebelum di Surabaya, kami juga mengadakan pelatihan serupa di Jakarta dan dilanjutkan pekan berikutnya di Medan dan beberapa kota lainnya," ujarnya.

Pelatihan itu ditujukan kepada masyarakat atau calon investor yang ingin masuk pasar modal dan analis pasar modal pemula yang ingin mengenal seluk-beluk perdagangan saham di lantai bursa. Asal tahu saja, menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan upaya pendalaman pasar (market deepening) modal Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida pernah bilang, pendalaman pasar modal akan dilakukan melalui empat building block: penguatan infrastruktur sistem teknologi informasi, penyediaan regulasi yang akomodatif dan melindungi pelaku industri, peningkatan sisi penasaran dan permintaan publik serta efektivitas pengawasan dan penegakan hukum di pasar modal,”Agar ada peningkatan likuiditas dan saya saing pasar modal nasional memasuki era integrasi ekonomi ASEAN pada 2015 mendatang,”ujarnya.

Di sisi supply pasar perdana, OJK akan mulai memberlakukan mekanisme penawaran umum berkelanjutan mulai 2015 (e-Registration). Kemudian semua kewajiban keterbukaan bisa emiten lakukan melalui situs internet dan web bursa (elektronik), begitu juga dengan pelaporan emiten ke OJK. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…